SpongeBob SquarePants

Senin, 23 Desember 2013

Menutup Telinga

Dear diary...

Dalam angan aku membayangkan kebahagian yang sempurna, meski terkadang sebagian dari mereka menganggap itu mustahil, namun aku percaya tidak ada yang tidak mungkin. Saat seseorang yang biasa menjadi persinggahan kita sudah tidak bisa disebut persinggahan lagi, saat hunian yang biasa kita tempati mampu diterjang ombak, saat hunian itu mampu ditembus angin, dan saat hunian itu mampu hanyut karena air, itu saatnya aku membuka mata bahwa " Dia telah berubah ".

Tuhan jika semua ini karena jarak, lalu mengapa jarak tercipta jika perselisihan yang terjadi?
jika ini karena waktu, lalu mengapa kau ciptakan waktu untuk pertengkaran ini?

Entah aku telah kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, aku lelah dengan sandiwara ini, aku lelah dengan permainan yang tak ada ujungnya ini.
Kamu tau rasanya tidak dipedulikan itu seperti apa?
Kamu boleh bilang semua wanita itu pada dasarnya sama, " gengsian "
Tapi suatu saat jika nalar mu telah mampu memahami keadaan ini, kamu akan menyesal telah mengatakan itu pada ku. Jujur kelemahan ku adalah berusahan kuat dihadapan mu, aku tau tentu kamu sedang tertawa bahagia dalam tangis ku, kamu senang telah berhasil membuat aku menangis?
iya....?

Aku lelah selalu dinomor dua kan, bahkan disaat kondisi fisik ku terganggu pun tangis ku tak mampu meluluhkan hati mu, tak mampu membuat hati mu membaca apa yang terjadi.
Kamu tahu?
banyak hal yang selalu aku simpan sendiri, karena aku telah merasa tidak aman berbagi kisah dengan mu, setiap sakit yang ku rasa, malas rasanya untuk ku cerita dengan mu, karena tetap saja " Cerita Lama " padahal aku yang sakit, tapi tetap saja menurut mu aku yang salah, entahlah bahkan kamu kekasihku pun tak bisa membuat ku merasa aman. Jadi, jika cerita dengan mu itu bukanlah penyelesaian masalah namun penambah masalah.

Aku tahu, satu hal yang kamu yakini adalah bahwa aku tak mungkin berbagi kisah ku dengan lelaki lain, namun jika permainan itu telah diizinkan oleh Tuhan untuk ku perankan, itulah saatnya mulut mu tertutup karena tangis mu.

Saat ini aku memilih diam, karena semua ucapan ku selalu salah untuk mu.
saat ini aku memilih diam, karena segala tindakan ku tak ada benarnya bagi mu.
dan saat ini aku memilih diam, dengan diam aku tahu kamu yang sebenarnya.
itulah sebabnya saat ini aku menutup telinga untuk semua tentang mu!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar