SpongeBob SquarePants

Minggu, 17 November 2013

Cinta Dan Benci dalam Sepotong Roti #1

Dear diary....

" kring.... kring.... kring... "  jam weker kamar ku berdering membangunkan ku dari tidur, saat aku menatap jam tersebut, jarum menunjukkan pukul 07.00, aku pun bergegas meninggalkan kasur dan segera memakai pakaian ku, hari itu tepat hari senin, hari dimana orang mengawali aktivitasnya, dan tanpa basa basi aku bergegas turun kebawah....

" Dira, sarapan dulu ! " teriak Bunda pada ku
" Ntar aja dikampus bun ! " dengan mengeluarkan motor vespa kuning kesayangan ku.
Aku bersama vespa ku meninggalkan rumah,

Jalan Kaliurang Yogyakarta yang pagi itu membuat ku pengap, pagi yang serasa siang, lampu merah yang tak bersahabat dengan ku hari itu...
" Ayyoooo hijau.... " gerutu ku dalam hati,
Dan aku merasa ada yang aneh saat lampu merah itu, aku melihat sosok laki-laki seperti kambing ( dengan bulu-bulu dibawah dagunya ) menatap ku dengan tatapan yang tak biasa, dengan gigi yang meringis tak jelas.
" Ada masalah yo mas ? " tanya ku padanya
Tiba-tiba lampu berwarna hijau, belum sempat laki-laki itu menjawab pertanyaan ku, aku dengan segera meninggalkannya!

Aku pun melaju bersama vespa kuningku dengan kecepatan diatas rata-rata,
" Pagi mas ! " sapa ku kepada satpam kampus!
Sekali pun aku terburu-buru, pak satpam harus tetap disapa!
" Adduh.... ! " gerutu ku
sambil memandangi jam tangan ku yang menunjukkan pukul 07.15, 
Aku pun berlari meninggalkan vespa ku, ketika tiba didepan pintu kelas, kepala ku terbentur dengan pintu itu!
" Pintu kok bisa jalan sendiri ! " gerutuku,
" Dira ? " teriak sesosok badan tegap dengan bulu-bulu dibawah dagu ( yach seperti lelaki lampu merah tadi )
" Iii... ya... dok ! " jawab ku
" Kamu telat 15 menit, mau masuk ? " tanyanya lagi padaku
" Iii... ya ... dok " 
" Duggg " suara pintu dittutup kembali

" awh dasar aki-aki, bisanya marah-marah mulu pagi-pagi " gerutuku
" Apa kamu bilang ? " suara yang membuat ku terperanjat kaget
ketika aku menoleh, ternyata.....?
" e.....nggak dok ! "
Tatapan sinis itu membuat jantung ku berdetak kencang, 
" Jantung jangan copot " seruku dalam hati
" Ayyo masuk ! " tegas Dokter Doni

Aku pun mengikuti langkahnya menuju kelas, dengan langkah kecil aku mengikutinya dari belakang, sambil menunduk malu aku terus berjalan hingga sisi meja, dan mulai terdengar suara tawa yang tertahan,
" huuuusssss ! Calon dokter gigi kaya yang didepan ? malu-maluin ! " ejek seorang teman dari pojok ruang kelas!
" Abib, yang suruh anda berbicara siapa ? " tanya dokter Doni
Hening!

Dokter Doni mulai memperhatikan ku dari ujung kaki hingga ujung rambut ku, bahkan mencoba mendekat dan mengendus-ngendus seperti peliharaan tetangga rumahku!
" Kamu mau kemana Dira ? " tanya dokter Doni pada ku
" nga... ngampus dok ! " jawab ku ragu, tak yakin kalau aku akan ngampus
" Ke kampus atau maen topeng monyet mbak ? " sahut seorang teman dari pojok ruang kelas ( yach siapa lagi kalau bukan sih Abib bim salabib itu )
" Saya tidak meminta anda berbicara saudara Abib yang terhormat " Jelas Dokter Doni
" Emang enak loe ! " seruku dalam hati

Hening ini membuat ku serasa berada pada satu persidangan yang memvonisku 11 tahun lamanya, Dokter Doni masih memandangi ku dengan tatapan yang membuat keringat dinginku mengalir seperti banjir.
Dengan senyuman sinis " Lihat kebawah ! " Seru Dokter Doni pada ku
" haa... haaaa.... haaaa.... haaaa..... " tawa anak sekelas meledak bagai bom atom yang menyerang hirosima dan nagasaki bagiku.
Sumpah serasa berada dipanggung teater anak-anak, dan aku baru tersadar bahwa sepatu ku berbeda sebelah.
" Tobat Tuhan...!!! "


********************************************************
_Di Kantin
Kejadian tadi pagi membuat ku malas untuk mengikuti pelajaran Dokter Doni minggu depan
" Hai Di ? " sapa Bella pada ku
" Apa? kamu mau nertawain aku juga ? iya mbak ? " jawabku, jengkel
" Iwh... sinis amat sih! lagi dapet yo mbak? " 
" Awh.... udha awh.... males ! " jawab ku sambil meninggalkan Bella
" Ewh.... mau kemana neng ? " tanyanya
" Kuburan, mau ikut ? " tanya ku
" Sih Dira ngapain ke kuburan, dasar wanita aneh ! " gerutu Bella

Aku pun meninggalkan Bella dan segera bergegas kembali ke rumah, aku pun melangkahkan kaki ku menuju parkiran dan segera melaju bersama vespa kuningku, namun saat aku hendak memperlihatkan STNK motor pada pak satpam, entah dari mana datangnya bom besar itu.
" Duuugggg...... !!! "
Aku serasa kehilangan kesadaran.

_Beberapa menit kemudian_
" Kamu baik-baik sajakan...??? " tanya seseorang pada ku.
Dengan setengah sadar, aku mencoba membuka mata meski sedikit kabur aku mencoba mengumpulkan titik-titik cahaya hingga aku mampu melihatnya, aku pun terperanjat kaget....!!!
" Kamu....??? "
Dan aku pingsan lagi!




Seutuhnya Bersama Mu

Dear diary...

Aku tak pandai dalam mengungkapkan rasaku, berkata jujur bahwa " Aku Cinta Kamu " saja sangat susah untuk ku ungkapkan, entah dari mana aku harus memulai cerita ini!
Satu hal yang meski kamu tau bahwa aku sangat rindu pada mu, rindu semua tetang kita yang dulu. Serasa berada pada ruang hampa tanpa cahaya, mencoba bertahan dalam kegelapan dunia, meski harus menangis aku mampu bertahan, namun entah sampai kapan.

Aku tak mampu membaca tanda-tanda yang kau beri, entah harus pergi atau tetap berada disini. Ketika semua tak lagi sama, ketika semua bukan hanya ada kita namun dia pun masuk dalam cerita ini. Jika ini adalah salah ku?
Lalu apa artinya aku bertahan selama dan sejauh ini?
Jika ini hanya ego mu, ku mohon mengalahlah demi kita.

Masihkah kau ingat saat pertama kali mulut mu berkata " Aku cinta kamu ", masihkah...???
Masihkah kau ingat saat kau mengatakan "  Lagu ini untuk mu ", ingat....???
Awh... sudahlah percuma mengingatkan hal yang tak pernah berarti untuk mu.

Aku tak meminta banyak dari mu, cukup kejujuran yang kau berikan, terkadang aku lemah tapi kamu adalah alasan ku untuk tetap kuat, meski kadang angin yang kencang itu merapuhkan ku bahkan sangat rapuh. Jangan buat aku membenci mu dengan perubahan sikap mu ini, aku takut jika rasa ku berubah secepat yang terjadi pada mu, lalu siapa yang akan berjuang nantinya. Jika kehadirannya adalah alasan sikap mu dingin terhadap ku, aku maafkan tapi jadilah diri mu yang dulu, karena percayalah pada ku bahwa dia hanya pelabuhan sementara mu, percayalah bahwa kita akan berlabuh bersama sampai tujuan.

Aku takut jika kamu menyesal, sangat takut!
Itulah alasan ku untuk seutuhnya bersama mu....
Cinta!

Kamis, 07 November 2013

The End

Dear diary...

Sadar atau tidak tangisku meledak malam itu, malam yang tak pernah ku minta, aku telah merasakan firasat ini beberapa hari yang lalu, daan malam itu yang menjadi saksi pertengkaran terakhir kita.
" Semua tidak seperti yang kamu bayangkan Dira " katanya padaku
" Kurang jelas apa lagi ? kamu mencoba menyembunyikan hal itu dari ku ? " jawabku

Aku sadar bahwa yang aku lakukan padanya memang berlebihan, namun aku tak bisa mendiami kata hatiku, jika firasat ku salah syukur namun jika benar jangan salahkan aku jika perpisahan ini terjadi, 
malam itu aku membuka akun facebook Indra, dan memang bukan hak ku untuk membukanya, namun batin kecilku memberi tahu bahwa sesuatu ada disana, dan saat aku membukanya ada angka 1 papa inboxnya dan aku mencoba melangkahkan kursor laptopku pada angka 1 yang berwarna merah tersebut, saat inbox itu terbuka sosok wanita terlihat mengirimi sebuah pesan, dan dengan jelas disana tertulis " Percakapan dimulai hari ini ", namun aneh rasanya jika wanita itu mengirimi sebuah kalimat yang menyatakan bahwa itu adalah sebuah jawaban dari pertanyaan, namun tidak ada pertanyaan disana, hanya ada jawaban dari wanita itu, dan benar bahwa Indra menyembunyikan sesuatu dariku, ternyata dia mencoba menghapus pesan sebelumnya agar aku tidak mengetahuinya.

Dan itu bukan pertama kalinya ia membuat salah seperti itu, sebelumnya aku pernah mendapati seorang wanita juga mengirimi inbox di facebooknya yang berupa jawaban namun pesan sebelumnya telah dihapus oleh Indra, serasa wanita bodoh aku saat itu!

Dan jujur kecewa ku sudah tak ada kata " maaf " lagi, karena semua sudah terlalu sering Iin lakukan, tidak akan ada hubungan yang dapat berjalan baik, jika diantara kita tidak ada keterbukaan, aku tau bahwa aku salah telah membuka facebooknya, namun aku tak dapat mendiami hati kecilku, aku lelah dengan tingkah mu, perasaanku seperti tak ada artinya untuk mu.

" tut... tut... tut... " aku mematikan telfon malam itu, apa yang terjadi...???
Aku tak mendengar handphone ku berbunyi setelah beberapa jam kemudian, " mas ini hati, bukan patung yang didiamin "

Aku seperti tak ada artinya, amarahku tak penting baginya, mengapa ia tak pernah hadir disaat tangis ku meledak, mengapa dia hanya hadir saat ia butuh bantuanku, sedangkan aku ?
Masih jelas diingatanku, saat ia memutuskan untuk melupakan semua tentang kita, dia menangis dan bahkan merintih entah sandiwara yang menarik yang Indra perankan saat itu, namun saat hatiku sakit, seharusnya aku yang marah, namun aku mampu menemaninya, bahkan membuat tangis itu terhenti namun mengapa saat aku yang merintih, tak ada sepatah kata pun darinya yang menemaniku.

Aku tau bahwa ini hanyalah masalah sederhana, namun kamu terus saja mengulanginya hingga kecewa yang kesekian kali ini membuatku lelah...
" Izinkan aku bebas ! " mohon Indra pada ku...
" Bebas? fine kamu bebas, tapi tanpa KITA ! " jelasku padanya
kamu bebas sebebas-bebas yang kamu bisa, apa pun yang kamu lakukan bukanlah hak ku lagi, dan aku tak percaya bahwa secepat ini aku menyerah.

Terima kasih untuk 2 tahun terakhir ini, kamu membuat aku merasakan tawa itu seperti apa, tangis itu bagaimana bahkan rasa kecewa yang tak usai itu seperti apa, terima kasih banyak Indra, namun maafkan aku, aku tak sanggup lagi berjalan bersama mu terlalu banyak kebohongan yang ada dalam batin kecil mu, terima kasih telah mengajarkan aku cinta, dan membuat aku tak ingin mengenal lagi cinta itu, karena semua telah berakhir...
" The End "

Tak ada lagi KITA yang ada hanya Aku ya aku, dan kamu ya kamu!
Jalani hari-hari mu seperti yang kau mau, aku tak akan mengganggu mu lagi, aku cukup tau kamu yang sebenarnya, dan ku harap kamu mendapatkan wanita yang kau inginkan, yang tak pernah membuka facebook mu hanya karena ingin melihat kejujuran mu!

Aku sadar aku salah, karena itu izinkan aku pergi!