Dear diary...
Kamu mengajarkan aku bagaimana cara mencintai dan dicintai,
cinta yach cinta.
Aku tak percaya bahwa aku merasakan yang namanya “cinta”, aku
tak percaya bahwa aku merasakan hal yang sering dibicarakan teman-temanku,
untuk mencintai mu itu bukanlah hal yang mudah bagiku, dari awal kita
berkenalan aku dan kamu sama-sama berkorban, aku tau kamu adalah lelaki yang
tak bisa setia, aku lihat dari tingkah laku mu setiap harinya, dimana kamu
berpindah dari wanita yang satu ke wanita yang lain, dan itu kamu lakukan
bersama temanku.
Dan saat kamu menunjukkan rasa mu, jujur aku tak percaya!
Disamping itu aku juga takut jika kamu hanya main-main seperti yang kamu
lakukan bersama mereka. Aku pun harus menunggu kepastian dari mu bahwa kamu
benar-benar putus dengan wanita yang dikejauhan sana, hingga pada hari lahir ku
tiba, kamu memberikan aku kabar bahwa kamu dan dia sudah tidak ada hubungan
lagi, namun itu tidak membuatku senang.
Mengapa…?
Karena jujur rasa takut itu menyelinap terus dalam batin
kecilku, kamu juga pernah dekat dengan temanku, bahkan sangat dekat!
Dan aku rela mundur, bahkan aku menjauhi mu karena aku tak
ingin melukai hatinya, meski ku tau wanita yang dekat dengan mu itu, diseberang
sana ada lelaki yang menunggunya, entah aku tak mengerti jalan pikiran kalian,
mungkin karena kalian lelah menunggu?
Entahlah..
Tapi aku tak mudah untuk jatuh cinta, aku menjauhi mu karena
aku memberikan mu kesempatan untuk mendekati temanku yang sudah memiliki
pasangan itu, jujur saat itu aku kecewa pada mu, namun aku sadar aku hanya
wanita biasa yang tak seperti mereka, tapi jujur aku tak habis pikir dengan
tingkah mu, kamu mendekatiku lalu pergi dengannya?
Entahlah...
Dan, seiring berjalannya waktu kamu terus menunjukkan
keseriusan mu padaku, dan itu membuatku semakin bingung dan takut.
Memang kita saat itu dekat, tapi mungkin tak sedekatnya kamu
dengan mereka, tapi aku tau masa lalu mu, aku tau keluarga mu, aku tau cerita
itu, aku tau tentang mu, tapi aku ragu pada mu.
Bayangkan, kamu yang slalu bermain-main dengan wanita, kamu
yang tak pernah serius saat menjalin hubungan tiba-tiba mengatakan rasa mu pada
ku, dan menyatakan keseriusanmu?
Salah jika aku ragu…?
Aku tak tau jalan pikiranmu, karena aku bukanlah paranormal,
aku bukanlah Tuhan yang tau segalanya, namun aku menjalani semua itu sesuai
prosesnya.
Hari demi hari kita lalui seperti biasa, dan aku tak mau tau
tentang wanita-wanita di balik masa lalu mu itu, kamu akhirnya menjauh darinya,
dan terfokus dengan ku.
Hingga pada siang itu, dihari jum’at kita memutuskan untuk
menjalin hubungan yang seperti orang lain miliki, hari-hari kita lalui bersama,
susah senang kita rasakan, datangnya mereka dari masa lalu mu atau pun masa
lalu ku sudah pernah kita hadapi bersama, kita tidak pernah berlari masing-masing,
tidak sama sekali.
Dan kita pun semakin dekat, jauh lebih dekat dari sebelumnya,
dan saat itulah rasa yang tak biasa itu ku rasakan, rasa yang kau kirimkan
begitu kuat, hingga membuat ku jauh lebih takut dari sebelumnya, dan entah
mungkinkah ini nyata bagi ku.
Seperti mereka yang menjalin hubungan, amarah dan beda
pendapat tak pernah absen dalam hari-hari yang kita lewati, hingga saat itu aku
tak tahan dan aku mengakhiri semuanya, namun kamu?
Kamu tak pernah letih, kamu tak pernah bosan menantiku, kamu
slalu membuktikan bahwa kamu masih membutuhkanku, kamu slalu menunggu ku, kamu
lakukan semua yang bisa kamu lakukan hingga membuatku kembali pada mu.
Dan itu membuatku berfikir, dan kita pun kembali menjadi
sepasang kekasih, begitu seterusnya!
Dan entah berapa kali kita putus, dan berapa kali kita
nyambung!
Tak ada bosan-bosannya kamu melakukan kesalahan yang sama,
hingga membuatku bosan “ putus nyambung – putus nyambung”, begitu seterusnya,
asal kamu tau ini hati bukan tali.
Mungkin ini cara Tuhan menguji kita, ia mengahadirkan silih
paham diantara kita, tapi jujur saat ini aku benar-benar lelah, sangat lelah.
Mungkin menurut mu masalah yang slalu aku tujukan pada mu itu
hanya masalah kecil, namun tidak bagiku, oke kalau itu masalah kecil saja tak
bisa kamu atasi bagaimana jika masalah yang besar, aku hanya ingin menunjukkan
yang benar pada mu bukan mencari keributan, aku hanya ingin mengajarkan mu akan
kejujuran meski kamu harus melukai hati seseorang, karena bagi ku jujur itu “
Wajib “, Karena jika kamu bohong bukan menyelesaikan masalah justru menambah
masalah.
Dan itu masalah mu, kamu susah untuk berkata jujur.
Waktu terus berjalan dan masalah semakin rumit untuk ku
entahlah bagi mu, aku berusaha diam tak mempermasalahkan salah mu yang membuat
ku sakit, namun mengapa semakin ku diam kamu semakin menjadi-jadi, aku beri tau
kesalahan mu yang sebenarnya, tapi apa….?
Bukannya kamu sadar bahkan minta maaf, malah kamu balik
menimpali ku!
Aku tak mengerti, dimana letak kesalahan ini, kamu bilang terima
kamu apa adanya, aku terima kamu apa adanya, tapi kamu terlalu sibuk dengan
waktu mu, kamu terlalu tak peduli bahwa aku menunggu mu disini, sederhananya
kamu cuek!
Aku tak mengerti bahkan disaat kamu menjadi milikku tapi
mengapa aku merasa kamu milik orang banyak, aku berusaha terima semua tentang
mu, tapi kamu tak bisa menghargai itu, hingga membuat aku jengkel dan tak tahan
lagi, tapi itulah kamu saat aku ingin mengakhiri hubungan kita, sekuat yang
kamu mampu akan kamu pertahankan, aku lelah seperti ini terus, selalu dan
selalu kesalahan yang sama, apakah kamu tak lelah melihat aku marah-marah?
Apakah kamu tak lelah hubungan kita seperti ini???
Aku bosan, bahkan muak dengan tingkah laku mu, kesabaran apa
lagi yang harus aku keluarkan…???
Ya… Tuhan,
Cobaan apa cobaan ini?
Atau kami yang terlalu memaksakan….???
Jujur aku tak mengerti, benar aku mencintai dan menyayangi mu
tapi tak begini caranya, bahkan aku tak mampu membedakan mana benciku dan
cintaku, kedua-duanya sangat tipis bagiku, sungguh aku tak mampu membedakannya.