SpongeBob SquarePants

Rabu, 17 Juli 2013

Beda Tipis Cinta dan Benci

Dear diary...

Kamu mengajarkan aku bagaimana cara mencintai dan dicintai, cinta yach cinta.
Aku tak percaya bahwa aku merasakan yang namanya “cinta”, aku tak percaya bahwa aku merasakan hal yang sering dibicarakan teman-temanku, untuk mencintai mu itu bukanlah hal yang mudah bagiku, dari awal kita berkenalan aku dan kamu sama-sama berkorban, aku tau kamu adalah lelaki yang tak bisa setia, aku lihat dari tingkah laku mu setiap harinya, dimana kamu berpindah dari wanita yang satu ke wanita yang lain, dan itu kamu lakukan bersama temanku.

Dan saat kamu menunjukkan rasa mu, jujur aku tak percaya! Disamping itu aku juga takut jika kamu hanya main-main seperti yang kamu lakukan bersama mereka. Aku pun harus menunggu kepastian dari mu bahwa kamu benar-benar putus dengan wanita yang dikejauhan sana, hingga pada hari lahir ku tiba, kamu memberikan aku kabar bahwa kamu dan dia sudah tidak ada hubungan lagi, namun itu tidak membuatku senang.
Mengapa…?

Karena jujur rasa takut itu menyelinap terus dalam batin kecilku, kamu juga pernah dekat dengan temanku, bahkan sangat dekat!
Dan aku rela mundur, bahkan aku menjauhi mu karena aku tak ingin melukai hatinya, meski ku tau wanita yang dekat dengan mu itu, diseberang sana ada lelaki yang menunggunya, entah aku tak mengerti jalan pikiran kalian, mungkin karena kalian lelah menunggu?

Entahlah..
Tapi aku tak mudah untuk jatuh cinta, aku menjauhi mu karena aku memberikan mu kesempatan untuk mendekati temanku yang sudah memiliki pasangan itu, jujur saat itu aku kecewa pada mu, namun aku sadar aku hanya wanita biasa yang tak seperti mereka, tapi jujur aku tak habis pikir dengan tingkah mu, kamu mendekatiku lalu pergi dengannya?

Entahlah...
Dan, seiring berjalannya waktu kamu terus menunjukkan keseriusan mu padaku, dan itu membuatku semakin bingung dan takut.
Memang kita saat itu dekat, tapi mungkin tak sedekatnya kamu dengan mereka, tapi aku tau masa lalu mu, aku tau keluarga mu, aku tau cerita itu, aku tau tentang mu, tapi aku ragu pada mu.

Bayangkan, kamu yang slalu bermain-main dengan wanita, kamu yang tak pernah serius saat menjalin hubungan tiba-tiba mengatakan rasa mu pada ku, dan menyatakan keseriusanmu?
Salah jika aku ragu…?
Aku tak tau jalan pikiranmu, karena aku bukanlah paranormal, aku bukanlah Tuhan yang tau segalanya, namun aku menjalani semua itu sesuai prosesnya.

Hari demi hari kita lalui seperti biasa, dan aku tak mau tau tentang wanita-wanita di balik masa lalu mu itu, kamu akhirnya menjauh darinya, dan terfokus dengan ku.
Hingga pada siang itu, dihari jum’at kita memutuskan untuk menjalin hubungan yang seperti orang lain miliki, hari-hari kita lalui bersama, susah senang kita rasakan, datangnya mereka dari masa lalu mu atau pun masa lalu ku sudah pernah kita hadapi bersama, kita tidak pernah berlari masing-masing, tidak sama sekali.
Dan kita pun semakin dekat, jauh lebih dekat dari sebelumnya, dan saat itulah rasa yang tak biasa itu ku rasakan, rasa yang kau kirimkan begitu kuat, hingga membuat ku jauh lebih takut dari sebelumnya, dan entah mungkinkah ini nyata bagi ku.
Seperti mereka yang menjalin hubungan, amarah dan beda pendapat tak pernah absen dalam hari-hari yang kita lewati, hingga saat itu aku tak tahan dan aku mengakhiri semuanya, namun kamu?

Kamu tak pernah letih, kamu tak pernah bosan menantiku, kamu slalu membuktikan bahwa kamu masih membutuhkanku, kamu slalu menunggu ku, kamu lakukan semua yang bisa kamu lakukan hingga membuatku kembali pada mu.
Dan itu membuatku berfikir, dan kita pun kembali menjadi sepasang kekasih, begitu seterusnya!
Dan entah berapa kali kita putus, dan berapa kali kita nyambung!

Tak ada bosan-bosannya kamu melakukan kesalahan yang sama, hingga membuatku bosan “ putus nyambung – putus nyambung”, begitu seterusnya, asal kamu tau ini hati bukan tali.
Mungkin ini cara Tuhan menguji kita, ia mengahadirkan silih paham diantara kita, tapi jujur saat ini aku benar-benar lelah, sangat lelah.

Mungkin menurut mu masalah yang slalu aku tujukan pada mu itu hanya masalah kecil, namun tidak bagiku, oke kalau itu masalah kecil saja tak bisa kamu atasi bagaimana jika masalah yang besar, aku hanya ingin menunjukkan yang benar pada mu bukan mencari keributan, aku hanya ingin mengajarkan mu akan kejujuran meski kamu harus melukai hati seseorang, karena bagi ku jujur itu “ Wajib “, Karena jika kamu bohong bukan menyelesaikan masalah justru menambah masalah.
Dan itu masalah mu, kamu susah untuk berkata jujur.

Waktu terus berjalan dan masalah semakin rumit untuk ku entahlah bagi mu, aku berusaha diam tak mempermasalahkan salah mu yang membuat ku sakit, namun mengapa semakin ku diam kamu semakin menjadi-jadi, aku beri tau kesalahan mu yang sebenarnya, tapi apa….?
Bukannya kamu sadar bahkan minta maaf, malah kamu balik menimpali ku!

Aku tak mengerti, dimana letak kesalahan ini, kamu bilang terima kamu apa adanya, aku terima kamu apa adanya, tapi kamu terlalu sibuk dengan waktu mu, kamu terlalu tak peduli bahwa aku menunggu mu disini, sederhananya kamu cuek!

Aku tak mengerti bahkan disaat kamu menjadi milikku tapi mengapa aku merasa kamu milik orang banyak, aku berusaha terima semua tentang mu, tapi kamu tak bisa menghargai itu, hingga membuat aku jengkel dan tak tahan lagi, tapi itulah kamu saat aku ingin mengakhiri hubungan kita, sekuat yang kamu mampu akan kamu pertahankan, aku lelah seperti ini terus, selalu dan selalu kesalahan yang sama, apakah kamu tak lelah melihat aku marah-marah?
Apakah kamu tak lelah hubungan kita seperti ini???

Aku bosan, bahkan muak dengan tingkah laku mu, kesabaran apa lagi yang harus aku keluarkan…???
Ya… Tuhan,
Cobaan apa cobaan ini?
Atau kami yang terlalu memaksakan….???


Jujur aku tak mengerti, benar aku mencintai dan menyayangi mu tapi tak begini caranya, bahkan aku tak mampu membedakan mana benciku dan cintaku, kedua-duanya sangat tipis bagiku, sungguh aku tak mampu membedakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar