SpongeBob SquarePants

Rabu, 27 Februari 2013

PuTih AbU-aBu

Dear diary

siapa yang g kenal dengan warna putih abu-abu...?
warna itu sekilas biasa aja, namun dibalik itu semua buaananyyakkk cerita yang terkadang tak sempat diurai karena kesibukan satu sama lain.
mungkin buat orang-orang putih abu-abu itu perpaduan warna yang tak begitu sempurna, namun bagi kita anak SMA warna itu telah mendarah daging didalam diri kita...
aitzzzz, buahasanya parrraaahhhhh....
Tapi beneran ney, warna itu bermakna buangets untuk kita anak SMA khususnya aku juga ceh....
Putih abu-abu ngajarin aku bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bagaimana aku belajar memahami orang lain, belajar menjaga yang namanya pertemanan, dan mengenal yang namanya cinta....
setiap orang telah mengatur kehidupannya masing-masing, begitu pula dengan aku, namun apapun yang telah kita rencanakan segalanya kembali pada yang diatas.... ( bukan pelapon lho, tapi Allah )
so, aku bangga jadi bagian putih abu-abu yang tak pernah ku rencanakan sebelumnya....
awal dari putih abu-abu
memang awalnya biasa saja, mulai dari mengenakan tas dari karung hingga memakai topi dari pot....
malu....?
lumayan lah, tapi kenapa mesti malu yang lain juga memakai yang sama seperti yang aku gunakan, so... aku dan mereka " sama "....
melahirkan sebuah kekompakan
ini baru awal lho xho...
awal ini lah yang kami sebut dengan MOS alias Masa Orientasi Siswa, yachh memank mendengar kata itu pasti yang terlintas dipikiran kita adalah " kakak senior yang menyiksa juniornya "
yach apa pun itu, itu bukan PENYIKSAAN lho xho, itu hanya bagian dari mereka ( osis ) untuk membuat kita disiplin dkk, namun tak selamanya Mos itu diisi dengan kesempatan senior mengerjai junior, ada kalanya junior membangun kekompakan untuk kemenangan dan saling mengenal untuk pertemanan kedepannya...........
 
kebersamaan yang semakin erat


Segalanya cepat berlalu seiring dengan berjalannya waktu, tak ada yang tahu jika kita telah melewati masa itu (MOS), sekarang kita mulai di fokuskan akan tugas-tugas masa Putih Abu-abu yang terkadang membosankan untuk kita, KITA...?
iya lah kita...
namun, sesetres apapun kita tetepppp senyuman itu ada....
SMILEEEEEEEEEEE........
....Kisah kasih di sekolah....
keseruan yang pernah ada
......................................................................



Dan......
kini kita akan melepas masa Putih Abu-abu itu, suatu saat kita akan merindukan masa-masa ini, masa disaat kita pertama saling mengenal, disaat kita berselisih satu sama lain, disaat kita kembali berteman dan disaat kita saling menyukai lawan jenis, bahkan saat kita harus mendengar guru BP ngomel-ngomel karena kita terlambat, sebaik atau seburuk apa pun masa itu ada kalanya kita sangattt merindukan keberadaannya disaat kita telah hidup dengan jalan kita masing-masing..........
.......
blog ini spesial untuk anak-anak SMANAS yang bakal menempuh pendidikan di tingkat yang lebih tinggi lagi, kita bakal berpisah, namun kita harus menyadari itu " Dimana ada pertemuan maka disitu pula ada perpisahan "
namun, aku percaya, bahwa kita nanti akan bertemu dalam cerita yang berbeda,
satu yang kita ingat sekarang, kita memasuki pintu gerbang ini bersama-sama maka kita pun harus keluar bersama-sama pula dan meneriakkan satu kata yang telah lama kita nanti " LULUS "
Inilah harapan kita bersama....
Pintu Putih Abu-abu

mentari tak selamanya bersinar
ada kalanya ia tak bercahaya
langit tak selamanya cerah
ada pula kalanya ia mendung
tangis tak selamanya menjadi tangis
ada kalanya berganti tawa
kita akan meraih yang terbaik jika kita ingin mencoba
dan kita harus mampu mengembalikan cahaya matahari itu
bahkan kita dapat mengembalikan langit yang cerah
JIKA KITA BERSAMA UNTUK MENCOBA..........

Minggu, 24 Februari 2013

Sabtu, 23 Februari 2013

Malam tanpa nYawa

Dear diary

Kesunyian kembali menyelimutiku, entah apa arti ini semua seandainya ia mengetahui bahwa aku membutuhkan seseorang tempat ku membagi kesakitan ini, sungguh tak berdayanya aku ketika seseorang yang ku cinta tak peduli akan rasa ku, serasa seperti aku tak memiliki perasaan itu, seegois itukah para lelaki...?
...
denting jam menunjukkan tepat pukul 12 malem berharap cahaya datang menemani keheningan malam, yang bertemankan selimut dan bantal guling...
seandainya aku dapat terbang, ingin rasanya meninggalkan peraduan ini untuk mencari suatu tempat yang nyaman untuk ku huni, namun sayangnya aku bukan burung, aku bukan para peri yang memiliki sepasang sayap, aku hanya seorang wanita lemah yang kuat karena mendo'akannya,
...
ups... terlalu melo yach xho, tapi itulah aku, aku tak dapat membohongi apa yang ada kini, memang saat ini aku bernafas, terhembuskan secara teratur, tetapi serasa tidak ada nyawa didalamnya, sedangkan ia disebrang sana sedang menikmati perjalanan jauh dari mimpi indahnya, pernahkan saat terlelapnya ia, aku terselip dalam tidurnya?
pernahkah dalam tidurnya menggambarkan aku yang menitikan air mata?
hanya ia dan Tuhan yang mengetahui jawabnya,
ingin rasanya bersandar dibahu seseorang yang ingin untuk berbagi denganku, entah siapa pun diri mu, setiap hariku hanya ini yang bisa kau beri, aku menangis, aku tertawa atau pun aku berteriak sekeras mungkin tak ada sedikit pun suara ku yang kau dengar, seiring berjalannya waktu ku yakin suatu saat kamu akan menyadari betapa indahnya wanita itu, hingga kamu bisa menghargai satu malam untuk membuat seseorang dapat tersenyum dalam satu detik, meski itu waktu yang singkat tapi kamu akan mengerti yang tidak kau mengerti saat ini
 
aku sudah terbiasa dengan malam seperti ini, bahkan terlalu sering terjadi padaku, aku mau menangis sekalipun, percuma!
tak akan ada yang peduli, hanya membuang waktuku dengan percuma, AKU INGIN MERASAKAN KEDAMAIAN MESKI HANYA SEMALAM aku ingin kau mengerti setiap kata yang ku ucap, aku ingin kau tahu bahwa saat ini AKU BERNAFAS TANPA NYAWA, apakah kau tak malu pada waktu?
waktu selalu melihat setiap perlakuan mu, waktu tak pernah meninggalkanmu, kamu berjalan seiring dengan waktu, saat malam tiba, kau terlelap bersama waktu, namun pernahkah kau memikirkan aku disini " apakah bintangku telah dalam mimpinya ?
ku yakin itu tak pernah terjadi padamu, teman-teman sekitarmu mengenalmu, hanya sebatas buku dari sampulnya, sedangkan aku...?
kuatnya aku kini karena mu, sekali pun malam ini tak ada nyawa dalam diriku, aku ingin meraih kehidupan yang jauh lebih baik dari ini, aku ingin terus berjalan, aku ingin terus membuatmu tersenyum sepanjang waktu yang ku bisa...

Kamis, 21 Februari 2013

Titipan SanG Kuasa


 Dear DiarY


 Terlahir dari segumpal darah yang suci, kehidupan yang telah disiapkan Tuhan untuk masing-masing kita yang tak pernah kita tau akan jadinya........
proses itu tetap ada, so kehidupanku pun ada prosesnya, proses itulah yang saat ini aku jalani, saat menulis blog ini pun aku sedang melewati sebuah proses.....
..........
beranjaknya aku menjadi remaja yang dulunya masih menangis karena mainan direbut kakak atau rebutan makanan, saat bermain bersama saudara atau keluarga, saat itu, saat ini, saat itu lagi dan saat ini lagi....
blaaa... blaaa... blaaa... apapun masa itu kini jadi kenangan yangkan terukir dibingkai hati dan akan selalu menjadi sejarah, ( ibarat pahlawan tanpa senjata )
tapi siapa yang tau, aku yang cengeng,
aku yang suka main bola, ( dulunya )
aku yang nggak pernah memakai rok selain rok sekolah waktu TK dan semasa SD,
dan kini telah menjelma menjadi seorang gadis kebanggaan keluargaku.

Aku tak pernah memimpikan sebuah dongeng kehidupan seperti ini, Tuhan memberikan kesempatan untuk kedua mataku mampu melihat yang namanya kehidupan hingga sejauh ini, bersyukur rasanya.
Dan ku yakin sebagian dari kalian pun merasakan yang sama seperti apa yang ku rasa kini, dan itu terasa semakin indah ketika titipanNya menghampiri kehidupan kita yang berada dalam proses kedewasaan, berjalan bersama titipan itu, melewati hari-hari yang pernah ada bersama, mulai dari tangis hingga tawa bersama, kita lakukan dengan titipan sang kuasa itu.
Titipan itu sangat berharga ketika kita mampu menghargai yang namanya perasaan, titipan itulah yang saat ini aku jaga dengan sebaik-baik mungkin.
Meski kadang kesal menyelimuti namun aku tetap berusaha menjadi bijak dalam menghadapi masalah yang ada, dan aku tau segala sesuatu itu milikNya dan akan kembali kepadaNya, dan inilah titipan Tuhan yang masih mampu ku jaga hingga kini...................


saat menatap masa depan bersamanya
tiada satu masa yang indah ketika kita menyebut satu nama, KASIH.....
entah kasih pada teman, keluarga dan termasuk terhadap orang spesial dalam hidup kita, dan itulah titipan Tuhan yang ada kini didepanku...
mungkinkah cerita ini sama jika bukan ia orangnya ?
terkadang kehidupan memintaku untuk memberi beribu tanya yang kunanti akan jawabnya, tapi guys apapun bentuk kehidupanmu, jalani apa yang ada didepan matamu, jangan sampai ketika sesuatu yang telah kita miliki itu pergi kita baru menyadari betapa beruntungnya kita sempat memilikinya, dan betapa ruginya kita karena tak mampu menjaga Titipan Sang Kuasa, yang tak pernah kau tau mungkinkah datang untuk kedua kalinya.....
Dan kuharap masa ini ada untuk selamanya,
dan masa ini ada untukku, kamu, mereka dan KITA.........
Raih cinta suci karena Yang Maha Kuasa, BUKAN karena nafsu semata, atau TITIPAN itu akan hilang untuk selama-lamanya.......................

.....................................................................................................................................................................
....................................................................................
........................................................
.....................................
.........................
menapaki kehidupan seiring dengan waktu

 



satu yang pasti, Ku Cinta Kau... 


Minggu, 17 Februari 2013

" BuaT aKu TerSenyuM "


Aku tak sempurna, aku tak mampu melihat hidupku, aku hanya bisa  dituntun oleh orang lain, aku tak bisa melakukan sesuatu sendiri.
Aku punya dua mata seperti orang pada umumnya, namun kecelakaan 3 tahun yang lalu mengakibatkan kedua mataku tak berfungsi lagi, dan karena hal itulah aku berbeda dari orang lain. Butuh kekuatan untuk aku berdiri tegak kembali, dan tak mudah untuk melakukan itu. Aku hampir saja membuang hidupku dengan percuma, tak dipungkiri sempat terlintas dipikiranku untuk mengakhiri hidup ini.
Karena tak ada yang bisa kulakukan tanpa kedua mataku ( pikirku dulu ), namun DIA…
Yach dia…
Dia memberikan kekuatan itu padaku, dia membantuku berdiri tegak kembali, meski ia pun sedang mencoba bertahan melawan penyakit kanker yang telah menggerogoti badannya sejak 5 tahun yang lalu. Dia adalah Indra sahabatku.
            Telah lama ku rasakan kegelapan ini, namun karena dia, karena dia aku tetap berdiri dalam kegelapan, dan berharap dia akan membawa cahaya terang untukku. Kadang aku lelah akan ini semua, namun seandainya aku lebih mengerti Indra pasti lebih lelah dariku. Kami adalah pasangan sahabat yang tak sempurna, aku buta dan Iin mempunyai penyakit yang mematikan. Sebelum kebutaan dan penyakit ini, aku dan Indra mempunyai harapan besar pada dunia, aku berimpian menjadi seorang penulis, dan Iin ingin menjadi seorang pilot, karena dia hobi dengan ketinggian. Namun takdir berkata lain, harapan itu pun pupus bersamaan dengan ketidaksempurnaan ini. Apa yan bisa ku tulis dengan keadaanku yang seperti ini, dan begitu juga Iin, penyakit itu membuatnya berhenti berharap akan impiannya. Namun kami tetap saling menyemangati, bahwa dunia tak pernah menutup matanya untuk penghuninya, dan suatu saat dunia akan tersenyum melihat kelebihan kami dibalik kekurangan ini.
            Telah lama ku tak melihat wajah Indra lagi, terakhir aku melihatnya saat kita masih kelas 2 SMP, mungkin sekarang ia telah menjelma menjadi laki-laki yang diidolakan oleh teman-teman cewek di sekolahnya, mungkin dia tinggi, wajah keren dan cakep.
Yach mungkin…!
Aku memang tak bisa melihatnya, namun aku bisa merasakan kehadirannya disetiap hari sepiku.
            Meskipun aku tak melanjutkan study ku, dalam arti aku tak sekolah sama Indra lagi, namun ia tetap meluangkan waktunya untuk bersamaku. Ia selalu buat aku tersenyum, sekalipun ia lagi sedih.
Yang kurasakan hari ini hujan sedang turun, aku hanya mampu memegang jendela kamarku yang dibasahi air hujan. Aku paling senang melakukan hal itu, namun saat aku menikmatinya tiba-tiba terdengar suara Ibu memanggilku.
“ Sya, ada Iin tuch, katanya dia mau ajak kamu ke danau.” ( kata Ibu padaku )
Aku pun langsung tersenyum, karena berada di danau adalah hal kedua yang aku senangi setelah menikmati hujan dari jendela kamarku.
“ Serius bu…? “ ( tanyaku senang )
“ Duarius malah ! “ ( terdengar suara yang kurasakan dari depan pintu kamarku, dan suara itu suara yang sangat ku kenal, itu suara Indra )
“ Iin…??? “ ( Tanyaku )
“ Ya udha tante, Iin sama Tasya pergi dulu. “ ( Pamit Indra pada Ibu )
“ Iya, kamu jaga Tasya ya In ! “ ( pesan Ibu )
“ Ihh, Ibu apaan sih, memangnya Tasya anak kecil apa pakai di jaga-jaga…” ( nyeletuk )
Dan aku pun merasa kekuatan dari tanganku, dia memegangku dan menuntunku berjalan, kadang aku merasa malu padanya, karena aku hanya membuang waktunya untuk mengurus aku yang buta ini.
            Dalam perjalanan ke danau hujan mulai reda. Di danau ada sebuah rumah pohon, rumah pohon itu diberikan Indra untukku saat usiaku menginjak 15 tahun, namun sayangnya aku tak bisa melihat pemberiaan Indra tersebut, tapi Iin dengan sabar memberitahuku dan memceritakan secara detail setiap sudut dari rumah pohon tersebut.
            Dan setibanya di danau, Indra ngajak aku naik perahu. Dia kembali menuntunku.
“ Sya, pelanginya udah muncul lho...” ( kata Indra padaku )
“ Owh... ya... ?
Pasti indah dhe! Seandainya saja aku bisa lihat pelangi itu, pasti lebih indah.“ ( jawabku sambil meneteskan air mata )
“ Kamu bicara apa sih Sya, mata kamu lebih indah dari pelangi itu. “ ( Indra coba memujiku )
“ Indah...? mataku...?
Enggak mungkin mataku indah In, enggak ada mata yang buta itu indah.“ ( merendahkan diri )
“ Tasya, itu hanya pikiran bodoh kamu saja, justru lebih baik buta dari pada enggak buta kalau matanya dipakai buat hal-hal yang enggak baik, kan lebih baik buta aja. “ ( jelas Indra )
Indra meletakkan sesuatu di tanganku, dan yang kurasakan itu... ???
“ Ini apa In... ? “ ( tanyaku )
“ Duch... kasih tau enggak ya...? “
Aku tersenyum dan mencoba menebaknya.
“ Emh... kura-kura ya... ? “
Aku dan Indra telah merawat kura-kura itu sejak mereka masih kecil, dan mungkin sekarang mereka sudah besar.
            Setelah asyik bermain diatas perahu, Indra ngajak aku naik ke rumah pohon. Selangkah demi selangkah pun kakiku menginjaki rumah pohon tersebut, dengan dibantu oleh Iin.
_Sesampainya diatas rumah pohon_
“ Kamu pegang ini dhe Sya... !!! “ ( kata Indra padaku )
“ Apa ini In ? “ ( tanyaku heran )
Ini kesekian kalinya Indra minta aku pegang itu, yang kurasakan itu seperti tulisan di batang pohon, tapi aku enggak tau tulisannya apaan. Aku selalu nanya sama Iin tulisannya apaan, tapi Iin enggak mau jawab, dia selalu yakin bahwa suatu saat aku bakal lihat sendiri tulisan itu, justru keyakinannya dia melebihi keyakinanku.
“ Entar kamu bakal tau kok tulisannya apaan, entar kamu lihat sendiri dhe, aku percaya suatu saat kamu akan tersenyum kalau lihat ini. Senyuman kamu lihat tulisan ini bakal ngalahin senyuman saat kamu nikmatin hujan dari jendela kamar kamu. Percaya dhe Sya! “ ( jelas Indra )
“ Idich yakin amat sih…!!!
Iya, keyakinan kamu itu akan terwujud, kalau aja aku diberi kesempatan buat ngelihat lagi “ ( jawabku )
“ Pasti… !
Kamu pasti bisa lihat ini semua Sya! Dan kamu tersenyum li… lihat tiap su... sudut rumah pohon ini. “ ( dengan suara terbata-bata )
            Aku dan Indra pun menghentikan pembicaraan itu, karena hari juga sudah sore, Indra pun ngajak aku pulang dan keesokan harinya Indra ngajak aku ke danau lagi. Waktuku selalu kuhabiskan bersamanya, entah sampai kapan semuanya akan begini. Ibu dan Ayah tak pernah melarangku untuk bersama Iin, karena bagi mereka hanya Iin yang bisa buat aku kuat seperti sekarang ini.
            Dan hari ini tepat dihari jadiku, Indra ngajak aku ke danau, kami pun naik perahu itu lagi. Dan tiba-tiba aku merasakan Indra menyematkan sesuatu dijari kananku, tepatnya dijari manis. Ini adalah pemberian Indra yang kedua untukku dalam kegelapan yang kurasakan.
“ Ini apa In ? “ ( tanyaku padanya )
“ Ini cincin tanda persahabatan kita Sya. Yach... buat hadiah ultahnya kamu juga sih, maaf ya aku enggak bisa ngasih kamu yang mahal-mahal, abisnya duit aku pas-pasan sih... ( ngelucon ), tapi mudah-mudahan kamu tetap suka ! “
Kamu apaan sih, ngapain nyari yang mahal-mahal, aku suka kok sama semua  pemberiannya kamu, tapppiii... ? “
“ Tapi kenapa Sya... ? “ ( tanyanya heran )
“ Emh…
Tapi sayang yah aku enggak bisa lihat cincinnya, pasti cincin ini bagus dhe. Karena aku tahu semua pilihannya kamu itu pasti bagus dan indah dhe, ya sama halnya seperti pilihannya kamu yang milih aku buat jadi sahabatnya kamu…
He… he… he… ( ngelucon )
Owh… ya In aku sennnennggg bangetz! Tinggal bentar aku bakal bisa lihat kamu, keyakinannya kamu bakal terwujud In. Ya aku bakal lihat wajah kamu yang buat anak-anak cewek itu histeris lho. ( sambil tersenyum ) Karena semalem kata Ayah ada orang baik hati yang pengen donorin matanya buat aku. Aku sennneng banget In, mata ini akan jadi hadiah terindah tahun ini. Dan kamu bener In keyakinan itu bisa ngalahin semuanya. Entar kalau aku bisa ngelihat lagi, aku… aku janji dhe ama ka… kamu aku bakal ra… rawat kamu, ngejagain kamu! ( meneteskan air mata )
In… ? “ ( tanyaku )
            Namun Indra hanya terdiam, dan tiba-tiba aku merasakan ia mencium keningku. ( tanyaku sedih )
Ka… kamu… kamu enggak seneng yah kalau aku bisa ngelihat lagi ? “ ( tanyaku dengan nada suara terbata-bata )
Aku mendengar Indra menarik nafasnya, dan aku pun menghapus air matanya.
“ Hey... aku seneng Sya...
Aku sangattt... sangat bahagia kalau kamu bisa ngelihat lagi. Entar kamu bisa lihat pelangi, dan entar juga kamu bukan hanya bisa nikmatin hujan dari jendela kamar tapi kamu juga bisa melihatnya. Dan kebahagiaan yang sempurna ka... kamu bi... bisa lihat aku, ya kan ? aku seneng kok Sya ! “ ( jelasnya )
“ Tapi kenapa kamu diem, dan nangis ? “
“ Hey, anak manis tapi jahil...
Diem itu bukan berarti enggak seneng, ya kan... ? “
Dan air mata ini air mata bahagia Sya... “ ( mencoba menghibur )
“ Ya dhe...
Dan kamu tahu In, aku enggak bakal ngelupain orang yang udah rela matanya didonorin ke aku. Orang yang bener-bener mulia, aku bakal buat orang itu tersenyum, seperti kamu yang selalu buat aku tersenyum. “ ( jelasku )
Indra hanya terdiam mendengar ucapanku lalu memelukku.
“ Pasti orang yang ngedonorin matanya buat kamu juga seneng, soalnya dia memberikan matanya pada orang yang tepat. “
Yang kurasakan saat itu Indra benar-benar sedih, dan yang kurasakan ia susah mengatur nafasnya, tapi aku tak tahu apa yang terjadi, apa mungkin ia tak senang dengan kesembuhanku ini.
            Dan tak sengaja aku memegang wajahnya, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang kental keluar dari hidungnya, itu seperti darah. Saat itu aku pun langsung panik, namun Iin meyakinkan ku bahwa keadaannya baik-baik saja. Dan akhirnya aku pun membawa Indra pulang, aku bersama Ayah dan Ibu serta orangtua Iin membawa Indra ke rumah sakit.
Dalam perjalanan ke RS, Ayah memberitahuku bahwa pendonoran mata untukku dimajukan menjadi hari ini, dan pendonoran itu dilakukan di RS yang sama dengan Indra. Entah apa yang harus ku rasakan, disatu sisi aku senang dengan penglihatanku kembali, namun disisi lain ku juga kawatir akan keadaan Indra yang belum kutahu hingga kini. Seandainya saja aku sudah diberi penglihatan saat ini juga, mungkin aku tak kan sepanik ini dan sekawatir ini karena bisa melihat Indra, namun sayangnya penglihatanku masih beberapa waktu lagi.
Dan setibanya di RS aku akan terpisah ruangan dengan Iin, namun aku menghampirinya terlebih dahulu. Aku ingin dapat menguatkannya seperti yang dia lakukan untukku.
“ In kita saling mendo’akan yah.
Aku berharap kamu baik-baik aja, dan tetap bertahan. In kamu ingatkan perjuangan kamu selama 5 tahun ini, aku tahu In itu enggak gampang, tapi aku yakin kamu bisa melewati itu In “ ( harapku )
Aku berbicara di telinganya, dan kami pun saling berpegangan.
“ Dan ha... harapku ka... mu bi… bisa li.. hat air hujan dan pelangi ya Sya. Kamu bisa lihat rumah po... hon, kura-kura dan pa... paha... tan di batang pohon itu. Amin. ( harapnya )
“ Amin, In aku takut... !!! “ ( Dengan suara lirih )
“ Jangan takut Sya…
Jangan pernah kamu takut buat menjemput kebahagiaanmu, Tuhan enggak pernah ninggalin kita Sya, masa’ kamu kalah sama aku, kamu jangan pernah sia-siain kesempatan ini, aku ber… tahan selama i… ini Cuma buat kamu, aku nunggu kamu bisa li… lihat aku la... lagi. Udah awh sedih-sedihnya, keruangan mu gih… ! Entar aku bakal ada disamping kamu. (sambil tersenyum )
“ Tap… tapi... “
Aku hanya bisa meneteskan air mata saat itu, entah apa yang kurasakan ini antara senang dan ketakutan menjadi satu pada jiwa ini. Aku senang dengan penglihatanku yang segera, tapi aku juga takut jikalau esok hari saat aku telah bisa melihat tapi aku tak bisa melihat senyumnya. Tapi aku tetap percaya ia pasti kuat, ya dia pasti kuat. Kuat bertahan sejauh ini keajaiban bagiku, penyakit itu hanya cobaan untuknya.
            Seandainya saja aku bisa menukar penyakitnya dengan kebutaanku ini, biarkan aku yang menderita penyakit yang mematikan itu, dan aku akan mendonorkan mataku untuknya. Ya seandainya...
Namun apapun yang terjadi akau yakin dia pasti kuat, demi impiannya. Dan aku pun saat ini dalam proses operasi. Rasanya... ? Entah ini rasa apa. Dan beberapa  hari kemudian perban dimataku akan siap dibuka.

Tuhan...
Izinkan aku untuk melihat wajahnya pertama kali
Tuhan...
Wajahnya, wajahnya yang ku rindukan
Detak  jantungnya yang ku rasakan
Kehadirannya disetiap hari-hari sepiku
Kumohon Tuhan
Amin... 

_Beberapa hari kemudian_
            Perlahan perban itu pun dibuka, Ayah dan Ibu memegang kedua tanganku.
“ Siap Sya ? “ ( tanya dokter padaku )
Namun aku hanya terdiam dan mengangguk menandakan bahwa aku siap menyambut hari baruku.
“ Dalam hitungan ketiga buka matanya ya Sya !” ( kata dokter kembali )
“ satu… dua… dan………..... ti...ga! “ ( hitung dokter )
Aku pun membuka mata perlahan, yang awalnya gelap, kabur, samar-samar, dan  cahaya itu pun datang. Ya terang…

Tuhan…
Indahnya senyuman itu
Inikah anugerah terindah yang Kau berikan selama ini padaku… ?
Dulu aku hanya bisa merasakannya,
Dan sekarang semua sempurna…
Aku bisa melihatnya juga
Terima kasih Tuhan
Wajah itu…
Namun…
Raganya dibantu oleh sebuah kursi roda
Dan mengapa yang ku lihat dan kurasakan
Kosong dimatanya Tuhan…
( hatiku )

“ Ibu… Ayah… Ta… Tasya bisa… bisa ngeliat lagi… ! Terima kasih ya Tuhan. “ ( meneteskan air mata )
Ibu dan Ayah pun dengan segera memelukku. Namun mengapa hati ini rasanya… rasanya aneh, ragu padaku… apakah aku harus senang atau sedih… ?
“ Hey… Sya ! “ ( sapanya padaku )
Dia tersenyum. Tapi, tapi aku takut...
Aku masih heran matanya kosong, tak ada nyawanya terlihat dimatanya. Aku pun memberanikan diri bertanya.
“ I... I... Iin... ? “
“ Ya, ini aku...

“ In... ? “ ( aku menyebut namanya sambil mencoba mengayunkan tanganku di hadapannya, namun tak sama sekali ia refleks, aku Cuma enggak mau mata yang ada padaku ini... ? lebih baik aku tak mampu melihat selamanya, jika kesempurnaannya dia harus... harus...
Ketakutanku semakin mendalam. Air mata ini pun tak kuat ku tahan.
“ Ayah... Ibu... tante dan om apa yang terjadi... ? “ ( tanyaku heran )
Namun mereka hanya terdiam melihatku, tak ada seorang pun dari mereka yang menjawabku.
“ Seharusnya kamu seneng Sya, kamu enggak boleh sedih, kamu akan mulai dari awal lagi. “ ( hanya ia yang berbicara saat itu )
Dan terlihat darah dari hidungnya terus keluar, wajahnya pun semakin pucat, dan... ia pun langsung dibawa ke ruang ICU, dan semua orang berlari meninggalkanku, aku pun meninggalkan kasur dan ikut menuju ruang ICU. Saat itu yang terlihat keadaannya benar-benar kritis, aku hanya menangis, dan menangis, berharap mata baru ini tak membawa kesedihan untukku dan dia, namun...
“ Kamu tahu Sya, hadiah berharga yang diberikan Indra buat kamu diulang tahunnya kamu tahun ini ? “ ( tanya Ayah padaku )
Ketika aku mendengar pertanyaan Ayah itu, tiba-tiba...
“ Dug... dug... dug... “ jantungku berdetak kuat, semakin tak tenang hati ini. Sebelum Ayah melanjutkan ucapannya, tiba-tiba saja dokter memanggilku dan memintaku untuk menemui Indra. Aku melihatnya jelas, sangat jelas. Ini adalah tatapanku padanya setelah sekian lama ku tak pernah menatapnya lagi. Dia memegang tanganku dan mengatakan...
“ Aku senang mengenalmu, sempat melihatmu indah bagiku, berada disisi mu keajaiban untukku, tujuan hidupku membuatmu tersenyum dihari jadimu, meski kita tak sempurna aku ingin menyayangimu dengan cara yang sempurna. Jaga mataku baik-baik ya Sya ! “
Aku pun sudah tak bisa menahan semuanya, aku langsung memeluknya ketika ia mengucapkan kalimat terakhir itu, aku pun mencium keningnya, tak sanggup bagiku melihat ini semua. Yang kurasakan raganya telah tak berdaya, lemas... dan seketika monitor disamping kananku menunjukkan garis lurus, jiwanya pun telah melayang. Dan itu ciuman keningku yang pertama dan terakhir kalinya disaat penglihatanku pulih.
“ Mata itu ? mata itu, hadiah berharga untuk kamu Sya. “ ( Ayah melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong tadi )
Aku benar-benar tak percaya, semulia inikah Kau ciptakan sahabat untukku Tuhan ditengah raganya yang sedang mencoba bertahan, ia masih sempat memberikan organnya padaku, penyakit itu tak mudah untuk dilawan, Kau telah memberikan penyakit yang tak biasa untuknya, dan ia harus kehilangan pula matanya, maafkan aku jika menambah penderitaannya. Dia benar-benar telah membuatku tersenyum, namun aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya.
            Dan sehari setelah hari jadiku, tepatnya hari ini semua orang berpakaian hitam, dan ia perlahan dimasukkan dalam lubang itu, perlahan juga ia ditutupi oleh tanah, yang tertinggal hanyalah papan yang bertuliskan namanya ditempat peristirahatan terakhirnya yang diberi bunga-bunga yang indah, semua orang menangis, semua orang mendo’akan kepergiaannya, termasuk aku.
            Dan setelah pemakaman usai, aku langsung ke danau melihat kura-kura. Dan perlahan aku naik ke rumah pohon, aku melihat setiap sudut yang pernah ia ceritakan padaku, ternyata disana tersimpan memori indah, setiap ia bersamaku ia mengabadikan itu semua dalam bentuk foto, dan itu semua ia lakukan tanpa ku sadari. Tatapanku pun langsung tertuju pada batang besar dari rumah pohon tersebut, aku memegang batang pohon itu sambil menutup kedua mataku, dan perlahan aku membuka mata dan tersenyum melihat cincin yang ada dijari tanganku sama tulisannya dengan tulisan dibatang pohon itu, yaitu I & T. Hujan pun turun menemaniku di rumah pohon tersebut, indah saat itu aku pun kembali tersenyum lihat ini semua, dan tatapanku tertuju pada meja disudut dekat jendela, aku membuka kotak biru yang ada diatas meja itu, dan ada selembar kertas didalamnya.

WAKTU YANG KUNANTI........
Semula ku fikir kita tak bisa seakrab ini, ternyata kau memberikan warna baru dalam hari hariku, namun aku tak pernah melihat mu tersenyum semenjak kecelakaan itu, aku tahu tak mudah bagi mu bertahan dalam kegelapan, tapi tenang ada aku disini yang menemanimu, aku ingin dapat melihatmu tersenyum kembali. Dan penyakit itu telah lama bersarang dibadanku, karenamulah aku kuat bertahan, aku ingin menemani hari-harimu yang kau bilang sepi, aku ingin merubah kesepian itu, tapi sekuat apa pun ku bertahan tetap saja pada akhirnya aku harus meninggalkan mu, sobat. Mungkin aku bisa memberikan mata ini untuk mu, agar kau tak kesepian, meski aku tak bersama mu lagi, dan agar kau mampu menggapai impian mu menjadi seorang penulis, jika kau sukses nanti tulislah bahwa dunia ini indah karena senyuman, aku menunggu waktu yang tepat untuk ku berikan mata ini padamu, dan mungkin sekarang tepat dihari jadimulah waktu yang ku tunggu-tunggu itu datang, aku senang jika dapat membuatmu tersenyum hari ini. Sya, kamu anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku, meski aku tak bisa melihatmu disaat penglihatanmu kembali, tapi aku senang karena aku selalu kamu jaga, melalui mata ini aku pengen tetap barengan ama kamu Tasya. Kumohon kau tersenyum saat membaca surat ini, aku tak ingin ada kesedihan lagi, janji ya Sya kamu enggak bakal nangis lagi. Selam tinggal sobat, aku akan berada di tempat yang seharusnya ku berada. Kaulah obat bagi penyakitku. Terima kasih atas senyumanmu.

                                    Sahabatmu,
                                    Indra

Aku tersenyum membaca surat terakhir dari Iin, aku dengan segera menghapus air mataku, aku tak ingin ia kecewa disana.

Ya Tuhan...
Ia membuatku tersenyum indah disaat hari jadiku
Tak peduli penderitaannya
5 tahun ia bertahan untuk kuat
Tak sebanding denganku yang selalu mengeluh selama 3 tahun ini
Penyakitnya yang mematikan membuat ia memberikan mata ini padaku
Terima kasih Tuhan
Tempatkanlah ia di sisi Mu yang paling indah
Seindah mata ini......

_beberapa bulan kemudian_
           Ayah dan Ibu menawarkan padaku untuk mengikuti ajang mencari bakat dalam bernyanyi dan bermain musik, agar aku tak larut dalam kesedihan, aku pun setuju, dan tepat tanggal 22 November 2011 aku menampilkan kemampuanku. Untuk hari ini aku berpaling dari menulis. Hari ini bertepatan dengan hari jadinya Iin, seandainya ia ada disampingku aku pasti lebih bahagia. Dengan perlahan ku gerakkan jari-jemariku diatas not-not piono itu, dan kumulai bernyanyi.
“ Lagu ini ku persembahkan untuk sahabatku di surga, dan untuk mata terindah yang kau beri. “

“ Datanglah sayang
Dan biarkan ku berbaring
Dipelukanmu walau untuk sekejap

Usaplah dahiku
Dan kan ku katakan semua
Bilaku lelah tetaplah disini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bilaku marah biarkan ku bersandar
Jangan kau coba untuk menghindar

Rasakan resahku
Dan buat aku tersenyum
Dengan canda tawamu
Walau untuk sekejap

Karma hanya engkaulah
Yang mampu redakan aku
Karma hanya dirimulah satu-satunya untukku
Dan pastikan kita slalu bersama
Karma dirimulah yang sanggup mengerti aku
Dalam susah ataupun senang

Dapatkah engkau mempertahankanku
Dan mampukah engkau slalu menjagaku “

Aku pun dengan sekejap meneteskan air mata, tak kuat aku menahan kenyataan ini, aku ingin melanjutkan semua yang pernah tertunda, dan tak ingin membuatnya sedih diatas sana.

Kau telah mengajariku untuk bertahan hidup…
Kau telah mengajariku bagaimana cara bersyukur...
Kau juga yang telah memperlihatkan pelangi yang indah padaku...
Dan kau...
Yang telah buat aku tersenyum…
Namun, takdir berkata lain…
Pengajaranmu kini tinggal kenangan bagiku…
Aku belum sempat membalas pengajaranmu itu
Karena maut telah lebih dahulu memisahkan kita...
Namun, mata ini akan ku jaga untuk mu...
Entah bagaimana aku harus menyikapi kepergian mu
Ditengah hari yang seharusnya sempurna untukku…


Selesai

Jumat, 15 Februari 2013

Bangkit Disaat Tertekan

Rembulan berganti mentari
Mentari yang slalu menyelimuti diriku
Harapan untuk hari  ini meraih kebahagiaan yang kunanti
Ternyata hanya angan ku semata...

Entahlah dimana letak kesalahanku
Aku yang ia cinta,
Aku yang ia sayangi,
Namun dia jatuhkan aku dalam teriakan tangis yang begitu mencekamku

Seandainya kau sadari
Keegoisanmu membuat tangisku memecah diantara riak-riak air yang ada
Tanpa pernah ada yang tau isi hatiku

Aku ingin marah
melampiaskan segalanya
Namun, harus marah kemana?
Ku sendiri disini
Aku ingin menangis
Pada siapa aku harus meneteskannya?
menangis sendiriaan?

Sekarang yang ku punya hanyalah Tuhan
Daan satu kesabaran yang slalu ku jaga
Seegois apapun ia
Setakpedulinya ia padaku
Ku percaya akan satu hal
Semua akan indah pada waktunya

Hal yang paling terberat dalam hidupku
Ketika aku harus menjalankan skenario Tuhan yang tak ku minta
Pura-pura tertawa,
Pura-pura tersenyum diantara mereka
Siapa yang tau bila batin kecilku sedang berteriak kesakitan
Bukanlah hal yang mudah bertahan disaat tercaci
Bukaanlah hal yang mudah bertahan disaat terhina
Meski sakit kucoba untuk bangkit
Karena hidupku tak kan berhenti disini....

Selasa, 12 Februari 2013

Kelelahanku....


Dear diarY...


Aku tak pernah tao apa itu CINTA,
namun ketika seseorang menghampiri kehidupanku, ku pikir dia cinta, menjalin hubungan selayaknya orang normal, seperti teman-temanku yang lain, awalnya indah, asyik, serruuu, emh yang pasti aku menikmati itu, meski masa lalunya tak bisa ku lupakan.
aku sadar, aku hanya orang kesekian dalam hidupnya, bukan yang pertama, tapi what everlah itu, aku belajar buat mengerti.
ini awal aku mengenal yang namanya lelaki,
lelaki itu, buat aku bingung, tapi aku yakin kalau saat ini lelaki yang berbicara pasti mereka juga bakal bilang " wanita itu membingungkan " huufff jadi yang bener yang membingungkan itu para wanita atau para lelaki ceh...?
...
yang nggak jelas jenis kelaminnya lebih membingungkan,
hahhayyy.... just pudding koq xho...
...
untuk menyatukan dua otak yang berbeda itu bukanlah hal yang mudah, dimana para lelaki lebih mengandalkan 99% logikanya, dan jauh berbanding terbalik dengan wanita yang mengandalkan 99% persaannya, oleh karena itu buannyakkk sekali hubungan yang berakhir disebabkan karena perbedaan itu, disamping masalah oyank ketiga. Hubunganku dengan ceh dia pun sering kali berada diambang keberakhiran itu, namun karena yang namanya SABAR hingga detik ini aku masih kuat untuk bertahan, terkadang aku lelah jalani hidup seperti ini, disakiti, harus kecewa, mungkin karena aku belum mengerti akan lelaki?
yach, mungkin!
syusah... syusah.... syusah....
kami saling mencintai, tapi kenapa harus tersakiti, jika yang saling mencintai saja bisa tersakiti, bagaimana dengan hubungan yang hanya sepihak alias hanya mencintai tanpa dicintai?
apakah ini bagian dari proses kedewasaan?
apakah ini cobaan Tuhan?
apakah?
apakah?
apakah?
dan slalu apakah, tanpa pernah ada jawabnya.
...
memang masalah yang datang hanyalah masalah kecil, tapi lama-lamakan jadi bukit.
aku slalu berbagi dengannya, namun ia?
entahlah, aku percaya bahwa Tuhan tak pernah tidur, saat ini aku sedang berusaha untuk mengerti, memahami dan bersabar, seperti yang ia minta, " cobalah untuk mengerti ", kaya judul lagu tuch kedengaraannya, dan herannya disaat aku sudah menjalani apa yang ia minta, namun kenapa ia malah semakin parah, keenakan kwallee yach...?
aku lelah jalani kehidupan seperti ini, sangat-sangat lelah, disaat aku telah bangkit ia menjatuhkan aku kembali, apakah teman-temanku dengan pasangannya juga seperti itu?
...
apa pun itu, aku belajar untuk bertahan,
disaat seseorang menyalahgunakan rasa kepercayaan yang kupunya, satu hal yang ku percaya bahwa dunia terus berputar dan takkan berhenti hingga tak ada lagi yang namanya kehidupan, dan aku percaya bahwa hukum karma itu masih berlaku, sekecewa apa pun yang ia buat di hati ini, ku harap IA MAMPU BAHAGIA DENGAN TETESAN AIR MATA INI.........................
Ketika semua ini telah berakhir, disitulah kehidupan yang tak pernah berbohong.

Kamis, 07 Februari 2013

" Don'T jusT bE thE FirsT, buT Be thE besT "

 Dear Diary...

THE FIRST SAINS CLASS...

Teman, apa ceh teman itu... ?
mentari setiap paginya selalu memberikan harapan baru untuk kehidupan yang baru, dan aku percaya itu...
seekor semut pun tak ada yang bisa hidup tanpa harapan, begitu pula dengan kita.
Senyum, tawa, canda, serta tangis terkadang meluap disatu tempat, kepedulian kasih yang mereka miiki akan mereka bagikan dengan sesamanya, so itu lah teman.
Inilah kisah baru yang aku temui di tempat aku menempuh pendidikan ku saat ini, mereka yang tergabung dalam First Sains Class membuat aku merasa waoowww, why... ?
mereka berbeda, mereka super-super GOOOOKKKIIIILLLLL.... dari pendiam sampai cerewet ada, aku serasa berada dalam sebuah sinetron anak SMA, ups... kok gtho yach...?
.............................................................................
Kata orang-orang ceh masa SMA itu adalah masa yang paling indah, dan kalian tahu nggak guys sebentar lagi kami akan melepas warna PUTIH ABU-ABU itu, entah akankah aku menemui orang-orang seperti kalian semua nantinya, what everlah itu tapi aku bersyukur pada Tuhan telah memperkenalkan satu tempat yang buat aku mampu bertahan disaat aku lemah karena cinta ataupun karena masalah keluarga, kalian telah menjadi bagian hidupku yang akan aku ceritakan pada dunia bahwa AKU BANGGA JADI BAGIAN DARI KALIAN......
...................................................................................................................................................................
Perteman itu tak lepas dari cinta, cinta itu ada karena sebuah pertemanan....
awalnya ngaku teman, ewh ujung-ujungnya cuma modus alias PDKT.
Tapi wajar koq, secara githo kita masih remaja, berhak nikmatin masa muda,
terkadang cinlok itu terjadi lho, alias cinta lokasi.
lucu yach...
saat jam pelajaran nyuri-nyuri pandang tuch...
pengen buangetzzz ngerasain remaja lebih lama lagi, indahnya ceh saat mengenal cinta...
hahhaaayyyy....
tapi rumitnya, harus siap sakit hati!
bener nggak guys...???
tapi itu bagian dari proses koq.
 jalani saja, kita nggak bakal tahu hasilnya, jika itu belum berakhir.

THE FIRST SAINS CLASS, cayyoooo buat kalian semua, harapan kita ceh sama LULUS dengan nilai memuaskan, and masuk UNIVERSITAS NEGERI yang kita pengen...
SEMANGATTTT terus dan YAKINLAH kalau KITA bisa menaklukkan soal-soal ujian nanti...
aaamiiiiieeennnnnn......