SpongeBob SquarePants

Kamis, 27 Juni 2013

Sampai Kapan...?

Dear diary...


Awalnya biasa,
tapi semakin hari kamu menunjukkan sesuatu yang tak biasa, apakah itu...?
Rasanya aku mengenal rasa ini, rasa yang beberapa tahun lalu sempat hadir dalam batin kecilku, tapi sedikit berbeda dari yang dulu.

Entahlah, pertemuan yang menyenangkan bagiku!
Aku menunggu mu untuk menyatakan hal itu, entah sampai kapan aku harus menunggu.
Aku tau kamu memiliki rasa yang sama, tapi mengapa hingga detik ini kamu tak menyatakannya pada ku...?

Dia hanyalah bagian masa laluku, yang sudah lama ku kubur, dan kini ceritanya telah berubah hanya ada aku dan kamu, bukan dengannya.
Malam berteman sepi, indahnya dapat mendengar suara mu dari ujung telepon, meski hanya menanyakan kabar, itu membuat ku dag-dig-dug tak karuan...

Sampai kapan aku harus menunggu mu untuk menyatakan hal yang slalu ku nanti itu, apakah kamu tak takut jika suatu saat rasa ini menjadi basi atau orang lain yang lebih dulu menghampirinya...???
Ku mohon nyatakan rasa itu secepatnya, aku takut terbang terlalu tinggi dan tiba-tiba terjatuh dari sini, aku takut!

Kamu adalah alasan ku bertahan hingga kini, dan sampai kapan aku harus menunggu mu...?
Semampu yang ku bisa aku akan menunggu hari indah itu, menanti dalam do'a dan terus berharap.
Dan semua akan indah pada waktunya....
Amin..

Rabu, 26 Juni 2013

Bukan Masalah Aku atau Kamu, Tapi Kita

Dear diary...


Membangun asa yang sempat merapuh, membawa diri dalam kegelapan yang pengap, aku mencoba terus berjalan meski tak tau harus berjalan ke mana, terus melangkah dan merajut kembali asa yang sempat hilang.
Seiring waktu bagai kepompong yang menjelma menjadi kupu-kupu, aku meraih kembali harapan-harapan itu.

Kamu hadir disaat yang tepat, membawa harapan baru untukku, membawa semangat yang lama tak ku rasakan. Mungkin ini cara Tuhan membangunkan ku, semua kita lewati bersama hingga pada ujung hari itu semua begitu cepat berubah.

Amarah, adu otot, adu argumen, semua memecah dalam ruangan itu. Ruangan yang biasanya damai kini bagaikan ombak yang tak tenang, entahlah apa yang terjadi!
Ingin rasanya ku berlari saat itu, menutupi mataku bahwa air mata tak sanggup ku tahan lagi, berbahagialah kamu disana.

Semua bagaikan mimpi, terlalu cepat berlalu, bahkan sangat cepat.
Saat semua telah berubah, tak ada lagi kata " KITA ".

Demi embun di pagi hari, aku membenci mu!
Membenci cara mu menyapaku,
Membenci semua hal tentang mu...

Aku memang bukan malaikat yang slalu menemanimu, aku memang bukan Tuhan yang bisa mengabulkan permintaan mu, aku hanya manusia biasa yang bahkan terlalu lemah untuk mu.
Masalahnya sekarang bukan tentang " Aku " atau pun " Kamu ", tapi " Kita ".
Kesibukan membuat kita, lupa!
Membuat kita, kaku!
Bahkan tak sadar bahwa diujung sana seseorang menanti kita.
Itulah salah Kita....

Selasa, 25 Juni 2013

Aku Disini Karena Mu, Ibu

Dear  diary...



Tak ada yang lebih indah saat aku melihat senyuman mu Ibu, kau mengajarku membaca saat ku mungil dulu, kau membantuku berjalan, bahkan berlari, mengajarkan aku bagaimana mengenal nama Tuhan.
Saat ku merintih kesakitan kau menemaniku, meski pun kantuk tak kuat kau tahan, namun kau slalu menemaniku.

Kini saat dewasa menjemputku, aku harus bertahan dalam do'a-do'a kecil mu, sekarang semua berubah namun kasih mu tak pernah berubah, do'a mu yang slalu menemani hari-hariku karena itu cara mu memelukku dari kejauhan.

Terima kasih Ibu, berkat do'a mu aku berada di sini.
Berkat kesabaran yang kau ajarkan padaku aku berada di sini
Aku disini karena mu, Ibu.

Aku janji tak kan mengecewakan mu, aku akan melakukan yang terbaik untuk mu.
Jika dulu aku pernah membohongi mu, maafkan aku ibu,
 jika dulu aku pernah melukai hati mu maafkan aku ibu.
Aku hanya ingin melihat mu tersenyum bangga saat melihatku nanti, agar orang-orang yang pernah merendahkan kita sadar bahwa kita tak pantas untuk direndahkan.

Ibu, hanya karena mu lah aku bertahan di kota orang ini, hanya karena do'a mu lah setiap pagi hingga kini aku mampu bernafas dan melihat matahari terbit dan terbenam, itu semua seizin Tuhan melalui do'a mu.
Terima kasih Ibu.

Do'a mu adalah kekuatan terbesar saat aku berada jauh dari mu, hanya dapat mendengarkan suara mu di ujung telepon membuat aku semakin merindukan mu.
Ibu, baik-baik di sana.
Di sini aku merindukan mu Ibu......

Biarkan Aku Pergi

Dear diary....


Aku tak tau harus pada siapa berbagi, aku hanya memiliki Mu Tuhan.
Saat Kau menghadirkannya dulu, saat itu indah!
Namun mengapa semakin ke sini semua semakin berat untukku, Tuhan aku tak tau masih kah aku penting untuknya, jujur Tuhan saat aku benar-benar kecewa aku butuh teman, aku butuh orang yang memelukku saat hati ku merintih, mengapa sekarang saat aku marah tak penting lagi baginya, apakah dia bosan...?
Secepat itukah dia bosan...???

Aku tak tau harus berbicara dengan mu menggunakan bahasa apa, bahkan untuk membaca tulisanku ini pun aku yakin kamu tak punya waktu tapi untuk coment status orang di jejaring sosial begitu banyak waktu mu.

Aku tak mengerti dengan caramu, aku hanya takut saat aku seperti ini, disaat aku membutuhkan seorang teman itu akan membuka jalan untuk orang ketiga, dan aku tak ingin itu terjadi, aku lebih memilih untuk diam dalam tangisku.

Jika amarah ku tak penting bagimu, Biarkan Aku Pergi!
Jika tangis ku tak ada artinya lagi bagimu Biarkan Aku Pergi
Jika hanya tawa ku lah yang hanya penting bagi Mu, Biarkan aku pergi.

Tapi satu hal yang harus kamu ingat.
Dulu AKU dan KAMU saat menjadi " KITA " bukanlah hal yang mudah.
Kamu ingat dimana air mata, tawa dan pikiran kita bagi bersama, hingga pada hari itu AKU dan KAMU menjadi KITA...

So, semua itu yang slalu membuatku kuat hingga kini, namun sayang kamu sekarang tak peduli!
Kamu selalu meremehkan akan sesuatu, semua selalu mudah bagi mu.
Tak apa, aku tau Tuhan itu adil, suatu saat aku yang akan menjadi penonton melihat hidup mu akibat kelakuan mu kini.
Sabar saja menanti....

Aku hanya takut meninggalkan mu dalam kebutaan mu itu, aku takut saat aku benar-benar pergi kamu ikut mereka dan bahkan kamu menjadi hancur, jujur aku takut.
Aku hanya mampu bersujud di hadapan Tuhan, berharaap Tuhan membukan pintu hati mu sehingga kamu sadar bahwa di sini aku slalu menantimu, aku slalu berharap yang terbaik untuk mu.

Mungkin masa disaat kita susah dulu sudah tak ada artinya bagi mu, tapi TIDAK untukku. Justru saat itu lah yang membuat aku kuat hingga kini, aku masih bisa bersabar!
Tenang saja!
Tapi saat Tuhan bilang " Pergi, Tinggalkan Dia " maka saat itu lah aku harap kamu baikbaik saja dengan cerita mu....

Hari ini kamu boleh pura-pura tak peduli dengan ku, mungkin itu cara mu mencintaiku!
Aku berharap saat aku pergi nanti, kamu tak mencariku lagi, aku harap kamu slalu baik-baik saja.

Bahkan tulisan-tulisanku ini tak ada pentingnya bagimu, iya kan...?
Jangankan Tulisan ku, ucapanku saja tak penting bagi mu.
Biarkan aku hanya mampu menulis, sekali pun kamu tak pernah membacanya, dari pada aku berbicara di depan mu tapi tak kau hiraukan!
Karena menulis adalah nyawaku!

Aku hanya butuh ketenangan, bukan kesombonganmu!
Maka dari itu Biarkan aku pergi............

Senin, 24 Juni 2013

Akan Ku Coba

Dear  diary...


Kita hanyalah sebuah cerita biasa, sederhana dan tidak ada yang istimewah, namun kita akan menjadikan cerita itu sebagai kisah nyata yang akan kita kenang selamanya.
Terimakasih atas hari-hari mu untuk menemaniku, meski hanya mengetahui kabarmu dari sepatah dua patah dalam sms, itu mengobati rinduku padamu, entah disana apakah kamu juga merindukanku.

Hanya sekedar berharap dapat mendengar suara mu sebelum ku terlelap itu adalah hal yang slalu ku nanti, biarkan aku terbang seperti ini, biarkan aku terus bersama mimpi-mimpiku, suaramu slalu ku nanti.

Namun kadang ada kalanya dimana aku harus mengalah, terkadang pula aku tak ingin mengalah dari mu, karena aku merasa benar, tapi percuma otot lawan otot, percuma api lawan api, justru api itu bertambah besar, mungkin kamu benar aku masih kekanak - kanakkan, namun saat itu aku merasa aku yang benar apa aku juga harus mengalah???

Memang saat jarak yang memisahkan begitu banyak rintangan yang datang, dan justru bertambah banyak.
Tapi aku merasa benar, lalu aku harus mengalah....?
Bertengkar memang bukan pilihan yang tepat saat jarak memisahkan, tapi aku hanya sekedar ingin memperlihatkan kebenaran pada mu tapi mengapa justru kamu yang membentak.

Sadarkah kamu, aku slalu menanti, berharap malam ini mendengar suara mu, tapi semua itu hancur karena ego mu.
Kamu slalu bilang " Bersikaplah Dewasa ", tapi mengapa justru kamu yang kekanak-kanakan.
Entahlah....

Aku hanya ingin memperlihatkan kebenaran pada mu.
Dalam sujudku aku berharap Tuhan memperlihatkan yang benar pada kita.
Akan Ku Coba mengerti keadaan kita saat ini, akan ku coba mengerti waktu yang berbeda diantara kita.

Aku mengaku salah, saat kita dihadapkan pada masalah aku terlalu gampang untuk menyerah padahal kita pernah melewati yang jauh lebih parah dari hari ini, aku bangga memiliki mu.
Meski kamu tak sehebat mereka disana, aku mampu merasakan ketulusanmu, kamu tak pernah menyerah menghadapiku, kamu slalu disini meski kadang menjengkelkan bagiku.

Tuhan,
Akan ku coba untuk mengerti hari ini dan nanti.
Meski semua tak mudah, akan ku coba....

Jumat, 21 Juni 2013

Izinkan Aku Melupakan Mu

Dear diary...


Kau mengingatkan ku pada luka lama, tak seharusnya aku kembali untukmu.
Dulu kau yang melukaiku, lalu sekarang kau kembali membawa luka itu saat aku telah bersamanya.
Kau sebagai wanita seharusnya mengerti, bagaimana perasaannya saat kau menghampiriku, karena kalian sama-sama wanita yang saharusnya mengerti, bukan membuatku bingung dengan keadaan ini.

Memang, dulu kita saling mencinta.
Tapi itu dulu, saat aku belum mengenalnya.

Aku tak pernah membencimu, sekali pun kau pernah melukai hati ku.
Tapi ku mohon, jangan hampiri aku lagi karena aku telah bersamanya, kau tau bagaimana rasanya saat seseorang yang menjalin hubungan dengan mu harus diingatkan dengan masa lalunya itu bukanlah hal yang indah untuk kita.
Maka Izinkan aku melupakanmu.

Izinkan aku melupakan mu, karena dia lah yang ada untukku, bukan kamu!
Maafkan aku jika ini membuatmu luka, namun inilah pilihanku.

Meski kau hanya sejarah, kau telah mengajarkan kekuatan untukku.
Bahwa dibalik tangis akan ada tawa yang menghampiri, dan itu jauh lebih indah dari sebelumnya.

Harapku, kau menemukan seseorang yang pantas untukmu, dan saat kau memilikinya jaga ia sepenuh hatimu, karena kau tak tau saat ia pergi mungkinkah engkau dapat membawanya kembali.
Jangan menangis, tersenyumlah!
Seseorang telah menantimu disana.....

Dan....
Izinkan aku melupakanmu, serta semua tentang " Kamu " dan " Aku "  yang bukan menjadi " Kita " lagi.

Antara Kamu dan Dia

Dear  diary...


Bagai mimpi disiang bolong saat itu, aku mencoba meyakinkan diriku bahwa ini tak nyata, sayang ini benar-benar nyata.
Aku tak mengerti, kamu marah aku tak mengerti, kamu naangis pun aku tak mengerti, sekarang kamu yang ku minta untuk mengerti aku.
Saat aku harus dihadapkan pada dua pilihan yang sulit bagiku, masa lalu atau masa kini, aku tak tau harus kembali pada masa lalu atau terus melangkah dengan masa depanku.

Atau mungkin ini kesalahku bersamanya dulu, kesalahanku dimasa lalu...???
Tapi apakah semua serumit ini...?
Entahlah, Tuhan bantu aku!

Kamu dan dia sama-sama orang yang kusayangi, aku tak ingin menyakiti satu diantara kalian, karena itu kalian mengertilah, bahwa keadaanku tak mudah!
Maafkan aku!
Aku tak tau harus berbuat apa antara kamu dan dia rasa itu ada.
Aku ingin berlari, namun seharusnya tidak.

Kamu yang bersamaku kini, maafkan aku!
Aku tak pernah berniat membawa masa laluku dalam hubungan kita, namun tanpa ku undang dia slalu datang dalam malam-malam ku, ia menghampiriku dengan lembut, tak ada yang berubah darinya, ia slalu menantiku, namun aku tak ingin melukaimu yang kini bersamaku....

Maafkan aku!


Selasa, 11 Juni 2013

Gadis Kecil Yang Slalu Menanti

Dear diary...


Melupakan masa lalu yang membuatnya jatuh pada lubang yang dalam bukanlah hal yang mudah untuknya, melewati hari-hari sedih itu dengan seorang diri membuatnya semakin lemah dan lemah, bahkan sangaaat lemah.

Tak seorang pun menginginkan sebuah perpisahan, apa lagi hubungan dengan seseorang yang telah ia rajut bertahun-tahun hancur karena keadaan dan waktu yang tak sejalan.
Kebersamaan dengan sang kekasih membuat ia kuat dalam melewati hari-hari yang berat untuknya, rasa bangga memiliki lelaki sepertinya membuat teman-temannya iri akan dirinya, namun waktu berkata lain masa yang indah itu harus hancur karena orang ketiga.

#LDR...
Tak banyak oarang yang mampu melewati LDR, termasuk ia!
Kebersamaan yang pernah ada harus tertunda karena LDR, namun sekarang bukan tertunda lagi untuknya, namun bisa dikatakan tak ada lagi dia dan sang kekasih....

Memang tak banyak yang bisa melewati itu, sang kekasih gadis kecil ini begitu lemah, seseorang yang menjadi kebanggaannya kini tak lebih dari sampah yang menumpuk.

Lelaki yang pernah menguatkannya, kini lelaki itu juga yang membuatnya lemah.

........................
Seiring berjalannya waktu, ternyata Tuhan mempunyai rencana lain untuknya.
Harapan itu muncul saat ia menatap senyuman yang menjadi teka-teki dalam tidurnya.
Lelaki dimasa lalu itu sudah tak ada lagi dibenaknya, Tuhan mengirimkan ia penyemangat baru yang slalu tersenyum saat mentari menyapa dan sang rembulan menanti ia terlelap.

Gadis kecil yang slalu menanti, ia tak pernah tau akan kah rasa pada lelaki yang Tuhan kirimkan ini memiliki rasa yang sama dengannya, namun ia slalu menanti.
Penantian yang tak  pernah ia tau ujungnya, namun ia slalu menanti.......
Dan Gadis kecil itu terus menanti....

Berlabuh.....

Dear diary...


Mencoba meraba setiap teka-teki yang ada, aku terdiam sejenak membayangkan kembali tentang mimpi semalam, entah udara dingin yang menemani itu dari mana datangnya, setiap sudut kamar menjadi saksi bisu kerinduanku pada mereka.

Perahu ku siap berlabuh, perahuku yang akan membawa ku pada tujuan yang telah ku nanti.
Senyuman perpisahan itu masih erat dibenakku, kadang jika harus mengingatnya kembali, tak sanggup aku menahan air mata ini.

Perjalan ini baru dimulai, aku terus berlabuh bersama perahu kecil ku, ombak ini masih terasa tenang, iramanya masih bisa ku ikuti.

Dalam keheningan malam, aku teringat akan kehidupan yang membuatku berada di sini, yach yang membuat aku berada di tengah laut ini.
Semua serasa mimpi, semua tak semudah membalikkan telapak tangan.
Mungkin bagi mereka yang tak kenal " Usaha ", mereka akan bilang ini " Sederhana ", namun bagi mereka yang tau dan mengenal " Usaha ", mereka akan bilang " Istimewah ".

Kita akan mudah menilai suatu hal karena kita tak pernah mengalami hal itu, namun kita akan merasa bangga pada suatu hal yang pernah kita alami, karena kita mengetahui betapa tak mudahnya kita mencapai hal itu.
( Ribet yach...? )

Dalam tidur aku slalu berharap, esok saat ku terbangun aku telah sampai tujuan dari perlabuhanku...
Meski itu hanya sebuah harapan, itulah yang terus membuat aku semangat untuk melewati badai kehidupan yang akan menghadang perjalanan ku di depan sana...

Aku terus berlabuh menggapai mimpi...........


Senin, 10 Juni 2013

Si Perantau Kecil

Dear diary...



Tawa kini menjadi kenangan, tangis kini membawaku pada tempat yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya, Tuhan membuat skenario yang siap untuk ku perankan.
Berani atau tidak inilah pilihan ku, meninggalkan tanah kelahiran, meninggalkan dua malaikat tersayang ku, bahkan meninggalkan masa-masa saat ku tertawa dan menangis.

Kini mereka tak nyata untukku, hanya sekedar mendengar suaranya membuatku dapat menghapus air mataku, tak ada yang pernah mengira bahwa hari ini terjadi juga.
Tuhan, biarkan aku memeluk mereka dalam do'aku, hingga ku terlelap dalam tidurku, dan ketika ku kembali aku akan melihat senyuman bahagia diantara lekukan bibir itu.

Berada di kota orang yang jauh dari malaikat ku bukanlah hal yang mudah, namun aku akan berjalan bersama waktu, karena waktulah yang kan setia menemani hari-hari dalam perantauan ku, kini yang terpenting bagiku, yakin dan percaya bahwa hari ini yang akan membawaku pada kesuksesan nanti. 
( amin )

Pesan-pesan yang pernah ia beri akan slalu ku ingat dalam langkah ku, karena itu yang sangat berarti untukku, aliran air ini masih tenang dan pada saatnya nanti air itu akan deras sendiri dan aku harus siap akan itu.

Hari ku yang dulu sudah tak ada lagi, kini hanya ada aku dan Tuhan.
Yach...
Siap tak siap inilah pilihanku,
Mereka menantiku disana...

Waktu telah membawaku ke " Kota Pelajar ", untuk berada disini bukanlah hal yang mudah, satu persatu kerikil ku lewati, untuk apa...?
Yach untuk mereka, dua malaikatku....

 
So, inilah waktuku...
Perantau kecil yang mencari ilmu di kota pelajar.....
Si Perantau Kecil Di Kota Pelajar