Dear
diary....
Tuhan, keindahan saat bersamananya
salah satu bagian terindah dalam hidup ku. Aku tak pernah meminta Engkau
perkenalkan aku dengannya, aku tak pernah meminta akan kehadirannya semua
berjalan sesuai prosesnya, tak ada yang terduga.
Masa itu terlalu indah untuk ku
kenang, masa itu terlalu susah untuk ku lupakan, tapi aku tau aku harus
bangkit, aku tak boleh lemah, aku kenal dengannya aku tak butuh kesiapan,
begitu pula untuk kehilangannya aku juga seharusnya tak butuh kesiapan.
Tapi aku butuh waktu, semua tak
semudah membalik telapak tangan. Bersama kita membangun masa itu, bersama kita
melewati sgalanya, baik tangis dan tawa.
Tapi mengapa saat ini aku
benar-benar lelah, sangggattt lelah, jauh lebih lelah dari sebelumnya.
Engkau membuat ku kecewa untuk
kesekian kalinya, engkau menghilangkan rasa percaya ku pada miu, rasa bangga ku
untuk miu, kau hilangkan semua itu.
Apakah kamiu tak pernah berfikir,
amarah ku tak pernah kau gubris, sekarang kamiu lagi tergoda akan kenikmatan
yang ada disekeliling miu, tapi kamiu harus tau bahwa tak selamanya kenikmatan
itu bersama miu.
Dalam satu kebohongan, akan diikuti
oleh kebohongan-kebohongan lainnya.
Kamiu harus tau bahwa materi dapat
hilang, sedangkan ketulusan tak kan hilang.
Benar, aku mencintai miu.
Tapi salah jika aku mempertahankan
miu.
Coba lah baca sekeliling miu, kita
bangun semua dari " nol ", hingga berada di titik ini bukan suatu hal
yang mudah, tapi mengapa dengan mudah kau hancurkan semuanya.
Aku tau, mungkin aku terlalu banyak
omong, hingga membuat miu bosan, tapi satu hal yang harus kamiu tao bahwa bosan
bukanlah alasan untuk kamiu berubah.
Terlalu singkat jika itu yang
terjadi, aku tao kamiu sebenarnya tak selemah itu, aku tao seharusnya kamiu
sendiri tao bahwa bukan itu yang seharusnya kamiu lakukan, tapi entahlah
kenyataannya itu yang kau lakukan.
Jika memang ini cara Tuhan membuat
kita bahagia, biarkanlah kita mengikhlaskannya, karena tak baik memaksakan
sesuatu.
Aku tak pernah menyangka, bahwa rasa
bangga itu membuat aku mati, ternyata kau tak ada bedanya dengan laki-laki lain
di luar sana, aku percaya kamiu mengerti maksudku.
Kamiu adalah orang terbodoh yang
pernah aku kenal.
Mengapa kau selalu melakukan
kesalahan yang sama....?
Mengapa amarah ku tak pernah berarti
untuk miu....?
Mengapa engkau sia-siakan ketulusan
yang ku beri untuk miu...?
Apakah engkau tak pernah berfikir,
saat semua yang kau miliki kini hilang, dan saat itu pula aku tak ada untuk
miu, siapa lagi yang peduli dengan miu....?
Hahhh... Mengapa.....?
Aku mengerti dengan keadaan
miu kini, karena aku tao kamiu tak bisa mendapatkan itu semua di rumah miu,
hingga membuat miu lupa akan diri ku di sini.
Kamiu ingat, dulu kita sepakat saat
salah satu dari kita merasa bosan kita selesaikan bersama, tapi kamiu....?
Kamiu menyelesaikan dengan cara miu
sendiri hingga membuatku kecewa dengan tindakan miu...
Ini kesekian kalinya kau begitu, dan
slalu begitu.
Tuhan melahirkan miu sebagai
seseorang lelaki, lelaki lebih memanfaatkan 99% logikanya dan 1% perasaan, so seharusnya
kamiu dapat berfikir panjang sebelum bertindak, apa yang seharusnya kau
lakukan, hingga tidak membuatku kecewa, jika memang kamiu mengenal ku.
Tapi kini hanya rasa kecewa ku yang
menemaniku, meski ku tau cincin itu masih melingkar dijari kita tapi entah rasa
ku kemana.....
Tuhan tak pernah salah, tak ada yang
hrus ku sesali karena aku tak boleh menyesali sesuatu yang membuat ku bahagia.
Aku berharap Tuhan menunjukkan
jalannya yang benar untuk miu sebelum semuanya terlambat dan membuat miu menyesal,
percayalah bahwa kau akan baik-baik saja di sini.
Aku senang dapat melihat miu
tersenyum meski kau tak pernah tau senyum ku lah yang mumbuat miu dapat bahagia
seperti sekarang.
So, pandai-pandailah memahami
situasi yang ada, jangan sampai kamiu hancur karena telah dibutakan oleh
keadaan sesaat yang tak kau tau.
Jadilah pribadi yang jujur, yang dapat menghargai dan dihargai, yang mampu menghormati dan
dihormati, ku yakin tanpa kau
garuk-garuk cinta itu, cinta yang berkelas yang akan menyapa miu, percyalah.
Aku benar mencintai miu, tapi aku
kecewa terhadap miu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar