SpongeBob SquarePants

Sabtu, 25 Januari 2014

Mengulang Setetes Embun

Dear diary...

Cerita ini tak akan pernah selesai hingga Yang Kuasa memanggilku untuk pulang, berapa banyak huruf yang telah ku rangkai menjadi kata, dan berapa banyak kata yang telah aku susun rapi menjadi sebuah kalimat serta berapa banyak kalimat yang akhirnya menjadi sebuah paragraf, tak pernah membuat aku berhenti untuk terus " Menulis "...

Tulisan memang biasa untuk setiap orang, namun bagi mereka yang menghargai sejarah maka akan mampu menghargai tulisan, memang masa lalu tidak akan pernah menang karena selalu berada di belakang, namun tanpa masa lalu tak akan pernah ada masa depan.

Semua orang tentu mempunyai masa lalu tak terkecuali aku, lalu salah?
Kita hanya seseorang yang menjalankan peran yang skenarionya dibuat oleh Tuhan, apa pun peran itu mau tak mau harus kita jalani, sekarang bagaimana cara kita menjalankan peran itu hingga menghasilkan cerita yang tak biasa.

Bicara soal masa lalu cukup memutar memori ku pada beberapa tahun lalu, saat hidup membicarakan tentang " Cinta ", yach saat semua orang tersenyum saat mereka menangis dan bahkan tertawa, betapa mereka bersyukur menjadi bagian satu sama lain.

Bicara tentang cinta memang tak akan pernah ada habis-habisnya, apalagi Cinta pada Yang Maha Kuasa.
Namun saat itu bukan cinta yang ku punya, tapi " Dia ".
Saat menikmati masa putih abu-abu ditengah perbedaan yang tak jarang mengundang perdebatan, saat kita harus silih paham, saat kita harus bersaing meraih prestasi terbaik, itulah saat berharga yang aku punya. Dulu.

Tuhan mempertemukan ku pada seseorang yang membuat aku tak mengenal sedih itu seperti apa, dulu aku tak tahu tangis itu seperti apa, bahkan dulu aku tak mengenal kecewa itu seperti apa. Yach Dulu.
Bagai setetes embun di pagi hari, meski dingin namun menyejukkan.
Kita semakin dekat, karena ruang dan waktu yang sama kita lewati bersama. Namun tak sesederhana itu, hidup tidak boleh flat hingga pada akhirnya aku mulai meraba kesedihan, dan lupa rasanya bahagia itu sepertia apa.

" Masalah mu, masalah ku juga " 
Aku hanya tersenyum mengingat kata-kata itu, dia membuat aku serasa permaisurinya, aku hanya mencoba menjalankan peran ku dengan cara ku, meski memang skenario telah dibuat Tuhan.

" Kamu Bohong "
Dan itu kata-kata yang kini berputar dalam otak ku, dulu kamu mengatakan masalah ku masalah mu juga, tapi mengapa kini saat masa remaja ku mulai beranjak kamu tak ada disini, jangankan orangnya kabarmu saja tak pernah ku dengar.

Entahlah apakah kisah kita akan menemui ujungnya?

" Persahabatan "
Yach satu kata itu yang coba aku pertahankan hingga kini, meski hembusan nafas mu tak terasa, meski sentuhan mu tak teraba, aku percaya do'a-doa' kecil dibalik embun pagi ini yang akan menjaga kita satu sama lain.
Itulah " Kita "
memang hidup tidak melulu soal cinta, karena hidup banyak rasa.

Salam Persahabatan.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar