SpongeBob SquarePants

Kamis, 30 Januari 2014

Menunggu dalam Diam

Dear diary...

Hanya tulisan-tulisan kecil ini yang menemani ku, aku masih terdiam dengan segala lamunan ku, dibalik awan yang kelabu sejuta tanya masih tersimpan tanpa ada jawabnya, pada siapa aku mengadu? selain pada Yang Maha Kuasa.

Aku tak pernah mengerti mengapa Tuhan menciptakan waktu dan ruang, aku tak pernah mengerti mengapa Tuhan menciptakan sedih dan bahagia, dan bahkan aku tak mengerti mengapa Tuhan menciptakan hitam dan putih, semua hal itu sangat tipis, setipis kulit ari buah salak.

Mungkin dengan adanya hitam maupun sedih kita bisa lebih dekat denganNya, tapi Tuhan salahkah aku dengan perasaan ini?
Aku bukan malaikat dengan segala kesempurnaanNya, aku hanya wanita biasa dengan segala kekurangan ku, kekuatan apa lagi yang harus aku miliki hingga aku mampu berdiri tegak Tuhan?

Mengapa perkenalan harus terjadi?
Jika Perpisahan selalu berada dibelakangnya?
Mengapa?

Aku bosan,
Aku muak,
bahkan aku hancur....
Lelah! Sangat!

Bantu aku keluar dari sini, jangan diam saja, aku lelah menunggu sesuatu yang tak ada hasilnya, mengapa kamu selalu membuat aku menunggu untuk suatu kesia-siaan, sedangkan aku?
Iya memang aku juga lebih sering membuat mu menunggu, tapi itu untuk prestasiku, aku mengejar cita-cita ku, tidak seperti mu, aku menunggu mu hingga kamu puas bermain, bahkan kamu ingat?
saat kamu bosan karena aku harus belajar untuk ujian ku?
apa yang kamu lakukan?
kamu mengundang wanita itu dalam gubuk kita, sial!
Sedangkan aku?
apa yang aku lakukan saat menunggu mu?
hanya bisa diam...

Jika aku ingin membalas mu, aku bisa melakukan yang sama, tapi sayangnya aku tak sebodoh kamu, kamu terlalu bodoh jika bisa ku katakan, aku belajar untuk ujian ku, kamu malah meninggalkan ku, entahlah!
aku tak pernah mengerti dengan jalan pikiran mu....

Sudahlah, aku benci dengan semua ini, sangat membenci, jika aku dapat memutar waktu aku tak ingin tahu rasanya kasih sayang, tak sama sekali, aku benci dengan perasaan yang kau buat ini.
Suatu saat jika kamu benar-benar kehilangan ku, kamu baru sadar akan berartinya aku untuk mu, teruslah... teruskan permainan mu, aku akan sabar menanti mu disini, meski dengan beribu bosan yang coba aku tahan, tapi ingat jika aku telah sampai pada titik jenuh yang tak punya ruang lagi untuk beriak, bukan salah ku tapi lihatlah diri mu.

Karena hanya dengan diam, aku bisa pura-pura tersenyum
Karena hanya dengan diam aku bisa pura-pura tertawa
Tapi apakah ini yang kamu inginkan?
Segala kepura-puraan dalam diam ku?
Karena memang, tak ada lagi yang bisa aku artikan
Selain Menunggu dalam diam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar